Apakah Anda pernah berbelanja pada aplikasi belanja online atau Anda sering mendengarkan musik pada aplikasi streaming musik? Tahukah Anda bahwa aplikasi-aplikasi tersebut menggunakan microservices dalam operasionalnya. Pada aplikasi belanja online biasanya memiliki berbagai operasi seperti layanan notifikasi, fitur pencarian, periklanan, dan fitur lainnya dapat terhubung satu sama lain dengan API yang merupakan bagian dari microservice. Adapun aplikasi streaming musik menggunakan microservice yang membantu dalam melakukan manajemen akun pengguna pada aplikasi tersebut.

Berdasarkan paparan pembuka di atas, maka microservice dapat dimanfaatkan untuk bisnis Anda loh. Anda dapat melakukan manajemen operasional bisnis Anda menjadi lebih efisien. Dengan demikian, pada artikel ini akan menjelaskan kepada Anda mengenai hal-hal yang bisa Anda lakukan dengan microservice langsung saja kita simak artikel berikut ini!

Pengertian Microservices

Microservices atau juga dikenal sebagai microservice arsitektur adalah layanan yang dapat membagi aplikasi menjadi bagian yang lebih kecil namun tetap saling terhubung satu sama lain dan dapat digunakan secara independen. Pada dasarnya, microservices didesain sebagai layanan yang:

  • Dapat dimaintain dan diuji
  • Dapat digunakan secara mandiri
  • Memiliki hubungan yang renggang
  • Mampu mengorganisir sesuai dengan kemampuan bisnis

Lebih lanjut, microservices memungkinkan operasional yang lebih baik pada aplikasi yang berat dengan cepat dan handal. Alasannya karena microservices juga memiliki tools yang bermacam-macam dan teknologi yang beragam dengan fungsi yang berbeda. Tools dan teknologi tersebut dapat digunakan untuk berbagai tahap pengembangan aplikasi bisnis Anda. Adapun atribut-atribut yang dapat didukung oleh microservice pada aplikasi bisnis Anda adalah sebagai berikut:

  • Aplikasi dapat dipecah menjadi komponen modular yang digabungkan secara longgar
  • Aplikasi dapat didistribusikan di seluruh data center
  • Layanan jaringan juga ditentukan oleh perangkat lunak dan dijalankan sebagai struktur untuk setiap layanan mikro sehingga dapat terhubung
  • Menambahkan fitur baru dan hanya membutuhkan microservice untuk melakukan update

Baca Juga: Apa Itu PaaS? Cara Kerja dan Tips Memilihnya

Manfaat Microservices

Simak berbagai manfaat dari microservices yang perlu untuk Anda ketahui dibawah ini.

Keterangan Penjelasan
Lebih mudah untuk dipahami Microservice memiliki Kode lebih mudah diikuti karena fungsinya terisolasi dan tidak terlalu bergantung.
Lebih mudah saat membagikan (deploy) Dapat melakukan pembagian secara literal tanpa mempengaruhi servis yang lainnya
Meminimalkan resiko dari perubahan Dapat melakukan pengamanan pada teknologi atau language sehingga resiko perubahan dapat diminimalkan
Kerusakan isolasi yang lebih cepat Saat pengujian gagal atau layanan terhenti, isolasi dapat dilakukan dengan cepat.
Dapat digunakan kembali di seluruh bisnis Misalnya dapat membagikan layanan kecil seperti sistem pembayaran atau login di seluruh bisnis

Baca Juga: Mengenal Apa itu API dan Cara Kerjanya

Kapan dan Siapa yang Harus Menggunakan Microservices?

Setelah Anda mengetahui apa itu microservices, selanjutnya kapan dan siapakah yang harus menggunakan microservices? Pada dasarnya, semua ukuran perusahaan bisa memaksimalkan manfaat yang dimiliki oleh microservice khususnya ketika suatu perusahaan tersebut menjalankan aplikasi yang memerlukan update dengan frekuensi tertentu, mengalami pola lalu lintas yang dinamis, atau memerlukan komunikasi secara real-time. Dengan demikian, jika bisnis Anda mengalami hal demikian maka sudah waktunya Anda mulai mempertimbangkan untuk menggunakan microservice.

Berbicara mengenai pengguna microservice, maka telah banyak perusahaan besar yang menggunakannya seperti Facebook, Twitter, Netflix, Uber, dan sebagainya. Dengan semakin banyaknya pengguna, maka telah terjadi perkembangan trend pada bisnis yang menggunakan arsitektur monolitik ke arsitektur microservices. Lebih lanjut, arsitektur microservice juga menciptakan standar baru untuk teknologi kontainer dan membuktikan manfaat dalam menggunakan desain arsitektur ini.

Teknologi dan Alat Pendukung Utama Microservices

Setelah mengetahui manfaat yang diberikan oleh microservice, sekarang waktunya Anda mengetahui teknologi dan alat pendukung utama microservices. Hal tersebut akan memudahkan Anda untuk melakukan identifikasi dan mengenal microservice lebih dekat. Dengan demikian, perhatian poin-poin penting yang menjadi pendukung microservice di bawah ini:

  • Container, Docker, dan Kubenernetes

Docker adalah perangkat lunak yang memungkinkan untuk membuat, menguji, dan menerapkan aplikasi dengan cepat. Docker melakukan pengemasan perangkat lunak ke dalam unit standar yang dinamakan container dan memiliki segala hal yang diperlukan perangkat lunak seperti alat sistem, kode, pustaka, dan waktu proses.

Pada dasarnya, kontainer tidak memiliki overhead dalam sistem operasi sehingga membuatnya lebih ringan dan lebih kecil dibandingkan dengan mesin virtual tradisional. Lebih lanjut, kontainer juga dapat berputar naik turun secara lebih cepat sehingga menjadikannya pilihan yang tepat untuk layanan yang lebih kecil dan ringan yang terdapat di dalam arsitektur microservices.

Meskipun kontainer menjadi pilihan yang tepat untuk layanan yang lebih kecil dan ringan, namun untuk mengelola kelompok besar kontainer menjadi tantangan tersendiri. Dengan demikian, kubernetes yang merupakan orkestrasi container open-source muncul sebagai solusi orkestrasi dalam menghadapi tantangan tersebut. Hal tersebut juga pada akhirnya membuat kubernet menjadi platform andalan untuk bertransformasi ke teknologi microservices dengan skala yang lebih besar.

  • API Getaways

Microservice sering melakukan komunikasi melalui API dan menjadi lapisan perantara yang berguna. Ketika jumlah layanan dalam aplikasi bertambah seiring waktu, maka API akan bertindak sebagai proxy terbaik yang akan merutekan permintaan, menyebarkan permintaan di beberapa layanan, dan menyediakan keamanan serta otentifikasi tambahan.

Ada beberapa teknologi yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan API seperti platform manajemen API. Namun, jika arsitektur microservice diimplementasikan menggunakan container dan kubernetes, maka API biasanya diimplementasikan dengan Ingress atau Istio.

  • Pesan dan event streaming

Dengan menggabungkan panggilan API dengan pesan dan event streaming memungkinkan untuk melakukan penyiaran terhadap perubahan yang terjadi pada state tertentu. Lebih lanjut, perubahan tersebut dapat didengarkan oleh pihak yang berkepentingan sehingga dapat melakukan penyesuaian. Selain itu, dengan mengkombinasikan microservice dengan driven architecture developers maka mampu menciptakan sistem terdistribusi, skalabel, toleran terhadap kesalahan, dan dapat melakukan proses informasi atau peristiwa yang besar secara tepat.

  • Tanpa server

Arsitektur tanpa server mengambil beberapa pola cloud dan layanan mikro inti terhadap kesimpulan logisnya. Dalam kasus tanpa server, unit eksekusi bukan hanya layanan kecil tetapi juga fungsi yang seringkali hanya beberapa baris kode. Garis yang memisahkan fungsi tanpa server dari microservices pada dasarnya tidak jelas sehingga banyak pengguna tidak paham akan fungsinya.

Ketika arsitektur tanpa server dan platform Functions-as-a-Service (FaaS) berbagi afinitas dengan microservices, maka akan menciptakan unit penyebaran (deployment) yang lebih kecil dan melakukan penskalaan yang tepat sesuai dengan permintaan.

Microservices VS Monolithic

Arsitektur monolitik memungkinkan semua proses digabungkan dan dijalankan sebagai layanan tunggal. Hal ini berarti jika satu proses aplikasi mengalami lonjakan permintaan, maka seluruh arsitektur harus diskalakan. Namun seiring dengan berkembangnya basis kode, menambahkan atau meningkatkan fitur aplikasi monolitik menjadi lebih kompleks. Kompleksitas ini pada akhirnya kesulitan dalam menerapkan ide-ide baru. Lebih lanjut, arsitektur monolitik juga menambah risiko aplikasi karena banyaknya proses yang bergantung satu sama lain dan digabungkan erat sehingga meningkatkan dampak kegagalan proses tunggal.

Adapun pada arsitektur microservices, aplikasi dibangun sebagai komponen independen yang menjalankan setiap proses aplikasi sebagai sebuah layanan. Lebih lanjut, arsitektur microservices juga mampu berkomunikasi dengan baik dengan menggunakan API yang ringan. Layanan ini juga diciptakan untuk bisnis dan setiap performa layanan memiliki fungsinya tersendiri. Dengan adanya independensi dalam setiap layanan, maka akan memudahkan dalam melakukan update, penyebaran (deployed) dan penskalaan untuk memenuhi permintaan tertentu dari suatu aplikasi.

Baca Juga: Mengenal Fedora: Manfaat dan Berbagai Versinya

Penutup

Demikianlah penjelasan mengenai microservices dan mudah-mudahan dapat menjadi wawasan yang berguna bagi Anda. Dengan paparan di atas, maka Anda dapat mempertimbangkan microservices untuk pengembangan aplikasi bisnis Anda. Dengan demikian, Anda dapat memecahkan komponen modular aplikasi namun tetap terintegrasi secara longgar.

Seperti yang telah dijelaskan, salah satu komponen dari microservices adalah kubernetes. Oleh karena itu, layanan Kubernetes IDCloudHost dapat menjadi pilihan Anda karena telah terintegrasi dan kompatibel secara 100% dengan manifest kubernetes dan API. Dengan demikian, gunakan microservices dengan kubernetes yang terjamin dan pastinya sesuai dengan kebutuhan Anda ya!