Ketika mengunjungi restoran, terkadang tidak hanya makanan yang dimulai, tetapi juga dekorasi, nuansa atau nilai estetika dari dekorasi. Hal-hal tersebut merupakan bagian restoran yang terlihat. Selain bagian yang terlihat, ada juga bagian yang tidak terlihat seperti dapur, tempat menyiapkan makanan yang menjadi alasan utama seseorang pergi ke restoran.

Dalam pengembangan web, pembagian domain mirip dengan analogi restoran. Ada bagian yang terlihat oleh klien, dan tentu ada bagian yang tidak terlihat. Bagian yang terlihat dinamakan front-end dan orang yang mengembangkannya disebut front-end developer. Sementara untuk bagian belakang dinamakan back-end, dan yang mengembangkannya disebut sebagai back-end developer.

Kedua domain tersebut saling bekerja sama untuk menciptakan web yang nyaman, responsif dan lancar. Namun, selain mengerjakan domainnya masing-masing, ada juga pekerjaan yang mengurus keduanya, disebut sebagai full-stack developer. Tertarik untuk menjadi full-stack developer? Silahkan simak artikel berikut ini untuk tips dan kemampuan yang harus dikuasai untuk menjadi seorang pengembang serba bisa yang mumpuni ini.

 

Pengertian dari Full Stack Developer

 

Full-stack developer mengacu pada seseorang yang mengerjakan 2 domain dalam pengembangan web, yaitu front-end dan back-end. Front-end sering disebut sebagai sisi klien, dan back-end sebagai sisi server. Jika seseorang ingin menjadi front-end atau back-end, ada seperangkat kemampuan yang harus dikuasai. Pengembangan antar front-end dan back-end juga berbeda, begitu pula kemampuan yang harus dikuasai, dan tugas yang harus diselesaikan.

Singkatnya, menjadi full-stack developer artinya mengerjakan tugas kedua domain tersebut secara bersamaan, ini menjadikan pekerjaan full-stack developer menjadi pekerjaan yang sangat kompleks. Istilah full-stack developer sendiri muncul pada tahun 80-an dimana pengembangan web masih sederhana dan bisa ditangani oleh satu orang kedua domainnya, namun dikarenakan perkembangan teknologi yang pesat membuat pengembang banyak berfokus pada satu domain saja.

 

Baca Juga  :   Perbedaan Antara BackEnd Developer dan FrontEnd Developer

 

Tugas Front-End dan Back-End yang Harus Diketahui Seorang Full-Stack Developer

Karena dibagi menjadi 2 domain, full-stack developer harus mampu menguasai kemampuan yang dibutuhkan. Berikut penjelasan tentang kedua domain dan tugasnya.

  • Front-End Developer

    Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan sisi klien. Tujuan dari seorang front-end developer adalah membuat website yang atraktif tetapi juga fungsional, sehingga pengunjung bisa nyaman mencari informasi. Agar dapat menguasai front-end development, setidaknya ada 3 bahasa dasar yang perlu dipahami. Yaitu HTML, CSS dan Javascript. Selain itu, developer juga perlu familiar dengan framework, struktur untuk pengembangan perangkat lunak, yang digunakan dalam pengembangan website.
    Beberapa framework yang digunakan untuk front-end development adalah Bootstrap, Foundation, Backbone, AngularJS, ReactJs and EmberJS, agar di perangkat apapun konten yang ditampilkan tetap terlihat bagus, dan juga library seperti jQuery and LESS. Pekerjaan besar dan berat tentu memerlukan kerjasama dengan orang-orang lain. Karena itu front-end developer juga bekerja Bersama designer atau UI/UX Analyst.

  • Back-end Developer

    Pada pembahasan analogi sebelumnya, back-end diibaratkan bagian belakang dari sebuah restoran. Menjadi back-end developer berarti berurusan dengan sisi server. Back-end developer memiliki tugas untuk memastikan bahwa semua data/informasi terkirim ke server dan server dapat mengembalikannya ke IP Address sesuai. Tugas lainnya adalah mengelola API maupun memelihara database inti.
    Kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi back-end developer adalah bahasa pemrograman seperti PHP, Ruby, Python, Java, dan.Net juga tools seperti MySQL, Oracle, and SQL Server.

 

Baca Juga  :    Profesi Developer : Job Deskripsi, Tugas, Kualifikasi, dan Tanggung Jawabnya

 

Daftar Skill yang Harus Dimiliki Seorang Full-Stack Developer

Setelah membahas kemampuan back-end dan front-end yang harus diketahui, ada juga skill lain yang harus dipahami oleh seorang Full-Stack developer. Ini sangat bervariasi mulai dari kemampuan untuk mengembangkan front-end dari suatu website, hingga bagian back-end.Berikut daftar skill yang perlu di dikuasai sebagai full-stack developer.

  • Bahasa Pemrograman Front-End Seperti HTML, CSS dan JavaScript

    Bahasa pemrograman penting untuk dikuasai karena dasar membuat suatu website ada adalah dengan bahasa-bahasa tersebut. HTML berfungsi untuk membuat kerangka, CSS untuk memberikan tampilan dan warna yang menarik, serta JavaScript memberikan sisi interaksi seperti animasi dan tampilan.

  • Bahasa Pemrograman Back-End Seperti Phyton, Ruby dan PHP

    PHP dalam pengembangan web berfungsi sebagai scripting language yang menjalankan setiap instruksi pemrograman dari sisi server. PHP adalah bahasa yang open-source dan dapat digunakan di berbagai platform dan sistem operasi. Sementara Phyton adalah programming language yang memberikan solusi tidak kepada satu masalah spesifik saja, tetapi beragam masalah. Phyton bisa untuk membuat website, mengotomatisasikan sebuah pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan Ruby adalah programming language lain yang menawarkan dokumentasi serta dependensi yang baik, sehingga banyak pengembang yang mendukung bahasa ini.

  • Git dan Github

    Git dan Github sangat terkenal di kalangan programmer dan pengembang. Git merupakan alat version control yang open source untuk melacak perubahan dari beberapa file sekaligus dan Github berperan sebagai platform yang dibangun di sekitaran Git dan berguna sebagai repository.

  • Database dan Web Storage

    Web storage memiliki fungsi untuk menyimpan data secara local pada browser pengguna. Selain itu, kegunaan dari web storage adalah melacak aktivitas pengguna di setiap web atau aplikasi tanpa script dari database maupun server.

  • HTTP dan REST

    HTTP dan REST merupakan 2 hal yang berbeda walaupun sering disebut secara bersamaan. HTTP merupakan protokol yang membantu dalam mentransfer file, sementara REST adalah interface untuk mendapatkan data. REST tidak selalu menggunakan HTTP.

  • Arsitektur Web

    Website arsitektur merupakan upaya untuk merencanakan, dan mendesain bagian teknikal, visual dan fungsional dari suatu website sebelum dikembangkan dan di deploy. Kebanyakan dipakai oleh desainer untuk merancang.

 

Selain skill yang disebutkan di atas, full-stack developer juga perlu memahami tentang teknologi stacks seperti MEAN, LAMP, RoR & Django, memiliki skill desain basic, manajemen database dan berbagai kemampuan lain yang berkontribusi untuk membuat website menjadi atraktif, responsive dan nyaman digunakan.

 

Baca Juga  :     Rekomendasi Daftar Bahasa Pemrograman Populer

 

Tips untuk Menjadi Full Stack Developer

 

Peluang kerja dan profesi full stack developer saat ini sedang meningkat dimana banyak pengembang mulai mengembangkan skill dan kemampuan mereka. Jika Anda adalah salah satunya, mari simak tips menjadi seorang pengembang full stack yang serba bisa dibawah ini :

  • Pernah membuat beberapa project sendiri
  • Aktif berpartisipasi di GIITHUB, misalnya di repositori orang lain
  • Jika mengalami error sering mencari solusinya di StackOverflow
  • Membuat dokumentasi yang jelas dan bisa dibaca
  • Memperdalam skill coding dengan mengikuti kursus
  • Rajin berlatih agar fasih menggunakan bahasa dan teknologi yang ada
  • Belajar untuk menggunakan database
  • Memiliki empati dan memikirkan kenyamanan dari sisi pengguna

 

Baca Juga  :    Cara Menggunakan MINIO untuk Menghubungkan Object Storage IDCloudHost

 

Kesimpulan dan Penutup

Menjadi full-stack developer memiliki seni tersendiri. Alih-alih fokus pada satu domain, pekerjaan ini mengharuskan orang-orangnya untuk mahir di kedua domain secara bersamaan. Baik back-end dan front-end suatu website, masing-masing memiliki tugas dan seperangkat kemampuan yang harus dikuasai.

Back-end merupakan bagian belakang yang tidak terlihat dari suatu website, memastikan data yang diminta oleh pengguna atau klien dapat diteruskan ke server sementara front-end berfungsi sebagai ‘wajah’ yang dilihat oleh pengguna. Meskipun menjadi full-stack developer adalah pekerjaan yang sangat kompleks dan tidak mudah, bukan tidak mungkin untuk menjadi salah satunya. Selama memiliki minat dan keteguhan, seseorang dapat menjadi full-stack developer yang baik.