Apa Itu Inflasi? Kenali Penyebab dan Dampaknya

Apa Itu Inflasi? Kenali Penyebab dan Dampaknya

Perlu diketahui bahwa sebenarnya terdapat banyak jenis masalah yang terjadi dalam suatu negara. Masalah tersebut dapat ditemui dalam berbagai sektor misalnya seperti sektor ekonomi, sektor pertahanan dan keamanan, sektor sosial budaya, sektor agama, dan masih banyak lagi. Tidak dapat dipungkiri masalah dalam berbagai sektor tersebut dapat terjadi. Untuk sektor ekonomi sendiri sering terjadi beberapa masalah yang akibatnya sangat terasa untuk suatu negara yang sedang mengalaminya. Salah satunya adalah masalah inflasi.

Pada setiap tahun sering dijumpai buruh yang berdemo di depan kantor pemerintahan untuk kenaikan upah. Kemudian pemerintah mengerek upah di berbagai daerah dengan perhitungan pertumbuhan ekonomi ditambah inflasi. Inflasi ini dapat memicu permasalahan ekonomi lain seperti melonjaknya harga kebutuhan pokok. Kejadian melonjaknya harga kebutuhan pokok sendiri memang menyusahkan pedagang dan juga pembeli. Akibat yang ditimbulkan adalah pedagang menjadi sepi pembeli sedangkan harus memenuhi setoran atau uang untuk membeli barang lagi. Sedangkan pembeli juga kesusahan karena tidak dapat membeli kebutuhan pokok apabila tidak memiliki uang lebih.

Dampak dari inflasi besar dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Jadi tidak heran jika pemerintah sangat bekerja keras untuk memulihkan keadaan perekonomian dari inflasi ini. Rakyat menjadi sengsara dan pemerintah juga akan dianggap gagal dalam mengatur sektor perekonomian negaranya. Untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai inflasi maka simaklah ulasan di bawah ini.

 

Pengertian Inflasi

 

Inflasi merupakan sebuah peristiwa yang menunjukkan proses meningkatnya harga barang dan jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam waktu panjang. Sedangkan dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi secara sederhana diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi juga merupakan gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas. Berbagai upaya yang dilakukan biasanya hanya sebatas pengendalian inflasi saja.

Beberapa dampak inflasi termasuk kenaikan harga untuk perumahan, makanan, bahan bakar, dan barang-barang kebutuhan konsumen. Namun inflasi sendiri tidak selalu menjadi sesuatu yang negatif bagi perekonomian sebuah negara, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat persentase inflasi. Justru jika tidak ada tingkat inflasi maka tidak ada juga pergerakan positif dalam perekonomian, dimana sama sekali tidak terjadi perubahan harga. Karena itulah, inflasi sebenarnya merupakan sesuatu yang dibutuhkan selama berada dalam tingkat yang sesuai dengan jangkauan kemampuan negara atau inflasi moderat.

Baca Juga :   Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak, Penyebab, dan Solusinya

 

Penyebab Inflasi

Setelah memahami pengertian inflasi Anda pasti bertanya-tanya bagaimana inflasi ini dapat terjadi. Tentunya inflasi tidak terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas pastinya ada faktor yang mempengaruhi terjadinya inflasi ini. Penyebab inflasi secara umum adalah kenaikan permintaan dan biaya produksi. Dibawah ini terdapat penjelasan rinci terhadap apa saja sebab terjadinya inflasi

 

  • Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)

    Disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/jasa tertentu. Saat permintaan naik, namun stok atau suplai terbatas, pasti akan terjadi lonjakan harga. Pembeli bersedia membayar lebih, sehingga pemasok dapat menaikkan harga. Hal ini menciptakan Inflasi Permintaan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

    • Meningkatnya belanja pemerintah
    • Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
    • Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
  • Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)

    Inflasi yang disebabkan karena meningkatnya biaya untuk produksi. Disaat permintaan terhadap suatu barang sedang tinggi-tingginya tetapi bahan baku yang akan digunakan juga menjadi langka karena hal tersebut. Ketika biaya di satu ujung rantai pasokan meningkat, biaya-biaya tersebut biasanya mengalir ke konsumen. Adapun peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya:

    • Harga bahan bakar naik
    • Upah buruh naik
  • Tingginya Peredaran Uang

    Uang yang banyak ternyata tidak selalu menjadi hal baik, salah satunya dapat terlihat dalam konteks perekonomian negara dan tingkat inflasi. Saat jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi. Ketika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.

Baca Juga :    Kurs Dolar ke IDR (Rupiah) Meninggi, Apa yang Seharusnya Kita Persiapkan ?

 

Rumus Menghitung Inflasi

 

Agar dapat mendapatkan hasil yang akurat maka inflasi harus dihitung dengan tepat. Terdapat rumus tersendiri untuk menghitung inflasi adalah berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Biaya Hidup, dan Indeks Harga Produsen. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghitung inflasi, yaitu :

  • Menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index. Cara ini mengukur harga rata-rata dari barang yang dibeli oleh konsumen.
  • Deflator PDB yaitu dengan cara menghitung besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi dan jasa.
  • Indeks harga produsen yaitu indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan produksi.
  • Indeks harga komoditas yaitu indeks yang mengukur harga dari barang-barang tertentu.
  • Indeks biaya hidup adalah indeks yang mengukur biaya hidup masyarakat atau disebut juga cost living index.

 

Berikut ini adalah Cara menghitung inflasi menggunakan IHK yaitu dengan rumus :

(IHK yang sekarang – IHK waktu yang lalu) / IHK Sekarang x 100

Sehingga misalkan kita ingin menghitung inflasi harga BBM (Premium) antara tahun 2008 dan 2017. Misalkan harga Premium pada tahun 2008 Rp.4000/liter sedangkan harga Premium pada tahun 2017 sebesar Rp.6500/liter, sehingga perhitungan menjadi :

(Rp.6500-Rp.4000)/(Rp.6500) x100
= 0,3846 x 100%
= 38,5 %

Dapat disimpulkan bahwa Premium mengalami inflasi sebesar 38,5% dari tahun 2008 hingga 2017. Secara rata-rata, Premium mengalami kenaikan inflasi sebesar 4,3% per tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa Premium mengalami inflasi ringan karena dalam kurun 9 tahun mengalami inflasi tidak lebih dari 10%.
Namun dari segi kemampuan uang terhadap premium, jelas menurun. Dengan kata lain, kemampuan uang kita saat ini menurun sebesar 38,5% untuk membeli Premium, bila dibandingkan kemampuan uang kita di tahun 2008 untuk barang yang sama.

Baca Juga :   Mengenal Apa Itu Laporan Keuangan, Tujuan dan Jenis Laporannya

 

Dampak Inflasi Terhadap Negara

Harga yang melambung tinggi dapat diseimbangkan mengendalikan inflasinya. Kestabilan harga sangat diperlukan agar perekonomian dapat tumbuh secara berkesinambungan. Selain itu, kegagalan dalam pengendaliannya dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat, contohnya:

  • Menurunkan daya beli masyarakat. Jika daya beli turun, masyarakat jadi irit belanja. Padahal motor penggerak ekonomi Indonesia masih ditopang konsumsi masyarakat. Jika masyarakat mengurangi belanja, otomatis pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak ke lambat atau stagnan, bahkan lebih rendah.
  • Dampak inflasi yang tinggi dan tidak terkendali salah satunya adalah pendapatan riil masyarakat terus berkurang. Contohnya bubur ayam dijual sekitar 10 ribu namun dengan adanya inflasi maka penjual menaikkan harganya menjadi 20 ribu. Sedangkan penghasilan Anda tidak naik.
  • Inflasi akan mengurangi minat orang menabung di bank. Penyebabnya bunga simpanan tabungan yang kecil tergerus inflasi. Apalagi menabung di bank juga mengeluarkan biaya administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh nasabah makin minim, bahkan nyaris tak terasa.

 

Kesimpulan dan Penutup

Masalah inflasi bisa datang kapan saja. Namun, jika pengelolaan keuangan berdasarkan perhitungan dilakukan dengan baik, inflasi akan teratasi lebih cepat dan tepat. Masyarakat juga dapat berperan dalam menjaga inflasi. Salah satunya tidak berlebihan atau memborong sembako. Misalnya saat produksi cabai merosot, harga melonjak, kemudian masyarakat panik dan akhirnya membeli dalam jumlah banyak.

Inflasi memang salah satu hal yang tidak dapat dihindari oleh negara karena hal itu pasti akan terjadi, namun caranya mengatasi saja yang harus benar. Sebenarnya inflasi tidak hanya memberi dampak yang negatif tetapi juga terdapat dampak positif dari inflasi ini. Contohnya dampak positifnya adalah akan dirasakan oleh pengusaha saat terjadinya inflasi lunak. Mereka akan memperluas kegiatan produksi sehingga dapat meningkatkan perekonomiannya. Sementara hal negatif akan dirasakan oleh para pekerja yang berpenghasilan tetap. Karena nilai uang yang mereka dapatkan tetap, sementara harga barang atau jasa naik.

 

solusi sempurna untuk bisnis anda
Subscribe here to get update