P

 

Kali ini kita akan memahami lebih jauh soal pengertian database dan segala fungsi serta kompotenennya. Seperti kita ketahui, semua konten yang Anda akses melalui internet tersimpan dalam sebuah storage bernama database. Database adalah tempat penyimpanan yang memungkinkan Anda bisa menonton video, mendownload ebook, bahkan membaca artikel seperti sekarang melalui internet.

Ia adalah tempat di mana semua data tersimpan menggunakan sistem yang efektif, efisien, dan mudah diakses oleh pengguna. Dalam artikel ini, kita akan mengenal database lebih dalam. Mulai dari pengertian, fungsi, hingga jenis-jenisnya. Simak pembahasan lengkapnya berikut ini, ya.

Baca Juga : Mengenal Manfaat Menggunakan Database Marketing Untuk Bisnis

Apa Itu Database?

Database adalah sekumpulan data yang disimpan menggunakan sistem tertentu. Berbagai data yang tersimpan itu saling berhubungan satu sama lain dan pengguna bisa mengelolanya dengan mudah. Database adalah hal yang penting jika Anda perlu menyimpan dan memanajemen data yang jumlahnya sangat banyak dan terus bertambah.

Karena itulah, database atau basis data ini digunakan untuk website dan aplikasi yang memiliki banyak data dan pengguna, dan data tersebut terus bertambah setiap harinya.

Sebagai contoh, Anda mengelola sebuah website milik perguruan tinggi. Dalam website ini, tentunya akan ada banyak data yang harus Anda kelola. Mulai dari data mahasiswa, dosen, staff, mata kuliah, penelitian dan jurnal, dan lain-lain.

Jika Anda tidak menggunakan database, maka data-data yang banyak ini hanya akan tersimpan saja di perangkat yang Anda gunakan. Data tersebut jadi tidak bisa terhubung antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, data-data ini tidak bisa diakses oleh orang lain di perguruan tinggi tersebut. Sangat merepotkan, bukan? Data yang sudah susah payah Anda simpan dan kumpulkan pada akhirnya tidak bisa dimanfaatkan oleh orang lain.

Dari pengertian database kita dapat memahami bahwa Anda bisa menyimpan data-data website tersebut dalam satu server. Nantinya, data itu bisa dikelola dan dikirimkan melalui internet. Sehingga, mahasiswa, dosen, dan staff yang ada di perguruan tinggi tersebut bisa mengakses dan menggunakan website sebagaimana mestinya.

Manfaat database adalah untuk membantu Anda mengelola data-data ini hingga lebih terstruktur. Dengan menggunakan database Anda bisa mengatur file-file yang ada menurut klasifikasinya masing-masing, dan menentukan hak akses bagi setiap orang yang ingin melihatnya. Karena datanya sudah tersusun dengan baik, ketika ada yang membutuhkan data tersebut, mereka bisa mendapatkannya dengan segera.

Baca Juga : Database-as-a-service (DBaaS) : Kelebihan dan Kekurangannya

Komponen Pada Database

Setelah mengetahui pengertian database, Anda pasti penasaran apa saja komponen-komponen yang ada pada sebuah database. Berikut adalah 5 komponen database yang wajib Anda ketahui.

1. Data

Data merupakan file yang memuat berbagai informasi, mulai dari log, gambar, video, teks, dan lain-lain. Ia akan disimpan menggunakan struktur tertentu dalamnya. Tujuannya adalah agar komputer mudah mengenali data-data ini ketika ada pengguna yang mengaksesnya.

Struktur data tersebut dimulai dari field yang merupakan satuan informasi data yang paling rinci. Setelah itu, ada record yang merupakan kumpulan dari beberapa field. Record kemudian dikumpulkan dalam suatu Table yang memuat isi dari sebuah file. Kumpulan table/file kemudian membentuk database.

2. Hardware

Hardware adalah sebuah perangkat keras yang berfungsi untuk menyimpan dan mengelola data pengguna. Jika ingin menyimpan data secara lokal ataupun dalam jaringan tertentu, hardware yang bisa kita gunakan adalah komputer, memori, harddisk, dan lain-lain. Jika menyimpan data secara online, hardware yang Anda butuhkan adalah sebuah server hosting yang biasanya disediakan oleh provider layanan hosting seperti IDCloudHost.

3. Sistem Operasi

Sistem operasi berfungsi untuk memanajemen semua sistem yang berlangsung pada komputer tersebut. OS bekerja seperti jembatan antara hardware, brainware (pengguna), dan software-software yang terinstal dalam perangkat tersebut. Ada beragam sistem informasi yang tersedia, mulai dari yang berlisensi seperti Windows, hingga yang open-source seperti Linux.

4. Database Management System (DBMS)

DBMS adalah aplikasi yang berguna untuk mengelola sebuah database. Dari pengertiannya database dari DBMS mempermudah proses input dan update data untuk Anda masukkan ke dalam database tersebut. Ada berbagai pilihan DBMS yang bisa Anda gunakan. Contohnya, DBMS untuk website biasanya menggunakan MySQL atau MariaDB.

5. Database Access Language

Komponen terakhir database adalah Database Access Language. Database Access Language adalah bahasa yang berguna untuk menuliskan perintah dalam pengelolaan database. Sehingga, Anda bisa menambahkan, mengupdate, menghapus, dan mengakses data di database tersebut.

Fungsi Penyimpanan Data (Database)

Seperti yang sudah kita bahas mengenai pengertian database dan sebelumnya, fungsi database adalah untuk menyimpan dan mengelola data agar pengguna mudah mengaksesnya. Namun, apa saja fungsi-fungsi database yang lainnya? Berikut penjelasannya satu per satu.

1. Menghindari Duplikasi Data

Fungsi pertama database adalah untuk menghindari data ganda. Database membuat data lebih terstruktur sehingga Anda akan lebih mudah juga mengaturnya. Hal ini meminimalisir adanya duplikasi data. Jika Anda memasukkan data yang sama, database akan mengidentifikasinya dan memberikan notifikasi atau peringatan kepada Anda sebagai pengelola database.

2. Mempermudah Identifikasi Data

Fungsi dari komponen-komponen database adalah untuk memudahkan pengelola database dalam melakukan identifikasi data. Dengan berbagai kategori yang sudah Anda tentukan sebelumnya, Anda bisa mengelompokkan data dan menyimpannya sesuai kategori tersebut. Sehingga, ketika ada orang yang mencoba mengakses suatu data tertentu, sistem akan dengan cepat mencari data tersebut dan menampilkannya.

3. Mengontrol Data Secara Terpusat

Jika tidak menggunakan database, data tersebut hanya akan tersimpan secara lokal saja dalam perangkat masing-masing orang. Pengiriman data menjadi sangat sulit karena setiap orang harus datang langsung dan memasukkan data tersebut ke hardware. Dengan menggunakan database, data bisa tersimpan di server hosting. Pengelolaan database juga menjadi lebih mudah karena semua data tersimpan di komputer pusat.

4. Mudah Diakses Multi-user

Penyimpanan data di server hosting memungkinkan orang-orang untuk mengakses data tersebut secara online melalui internet. Database akan mengumpulkan data tersebut dalam sebuah sistem. Siapapun bisa mengakses data itu dengan mudah dan cepat jika mereka memiliki hak aksesnya. Penyimpanan lewat internet menjadikan data kita bisa akses dimanapun dan kapanpun, oleh siapapun. Mulai dari administrator, pengunjung pada umumnya, hingga developer dan pengelola database itu sendiri.

5. Menjaga Keamanan Data

Dalam menggunakan database, terutama untuk website, tak jarang kita menggunakan jasa penyedia layanan hosting seperti IDCloudHost. Karena itu, perawatan data center atau server fisiknya pasti dilakukan secara profesional oleh penyedia layanan hosting tersebut.

Hal ini membuat keamanan data-data Anda lebih terjaga dibandingkan jika Anda tidak menggunakan database sama sekali. Data-data tersebut hanya akan tersimpan di hardware Anda saja dan rawan hilang.

6. Menghemat Biaya

Database membuat Anda lebih hemat biaya karena tidak perlu membeli banyak komputer sebagai tempat menyimpan data. Ini membuat biaya pengadaan dan perawatannya jauh berkurang. Cukup menggunakan satu server saja untuk seluruh kebutuhan data dari website atau aplikasi Anda. Biayanya sudah pasti jauh lebih murah jika Anda bandingkan dengan menyediakan beberapa tempat penyimpanan sendiri.

Jenis-jenis Penyimpanan Data (Database)

Saat ini terdapat beberapa jenis database yang dapat beroperasi di berbagai perangkat. Semua jenis ini memiliki fungsinya masing-masing. Berikut 7 jenis database beserta fungsi dan contoh produknya.

1. Operational Database

Operational database bisa juga kita sebut sebagai database OLTP (On Line Transaction Processing), database jenis ini berfungsi untuk mengelola data yang bersifat dinamis secara langsung. Kegunaan dari operational database adalah agar pengguna bisa mengelola data, mulai dari melihat, memodifikasi, menambah, dan menghapusnya dari perangkat yang mereka gunakan. Beberapa contoh operational database adalah JSON dan XML.

2. Database Warehouse

Database Warehouse merupakan sistem database yang berguna untuk melakukan pelaporan dan analisis data. Jenis database yang satu ini biasanya kita manfaatkan untuk business intelligence.

kenis ini adalah repositori sentral data yang terpadu dari satu atau lebih sumber yang berbeda. Database ini menyimpan semua data dan history perubahannya dalam satu tempat dan bisa kita gunakan untuk membuat laporan dan analisis. Contoh database warehouse adalah Microsoft SQL Server.

3. Distributed DB (Database)

Jenis ini merupakan database yang tersimpan di beberapa perangkat komputer, atau tersebar dengan jaringan yang saling berhubungan. Dalam jenis database yang satu ini, data-data tidak tersimpan dan terpasang hanya pada satu perangkat komputer saja.

Untuk mengakses data-data yang ada di dalamnya, pengguna bisa mengakses database ini melalui sebuah situs yang tergabung, sehingga tidak harus mengakses langsung dari komponen fisiknya. Contoh jenis ini adalah Microsoft Access, Apache Ignite, Couchbase Server, Clusterpoint, dan Foundation DB.

4. Relational DB (Database)

Sedangkan pengertian database dari Relational database adalah jenis yang mengorganisir beberapa data yang saling berhubungan. Jenis ini mengelola data-data tersebut berdasarkan model hubunngan datanya.

Ada banyak software yang menggunakan sistem ini, biasanya software tersebut menggunakan Structured Query Language (SQL) sebagai bahasa pemrograman untuk mengelola databasenya. Contoh produk relational database adalah MySQL, PostreSQL, MariaDB, MongoDB, Oracle Database, SAP HANA, IBM Db2, MemSQL, Interbase, Firebird

5. End-User Database

Pengertian database pada jenis ini memungkinkan pengguna langsung berhubungan dengan database sehingga bisa mengakses dan mengelola data-data di dalamnya. Ia yang mengelola dengan end-user database biasanya merupakan data yang bisa terbaca oleh manusia dan siap pakai.

Data yang berinteraksi dengan end-user tidak lagi merupakan data pemrograman, agar pengguna bisa langsung mengelolanya. Biasanya, data ini berupa dokumen, spreadsheet, dan lain-lain. Contoh end-user database adalah SQLite.

6. NoSQL

NoSQL adalah singkatan dari Not Only SQL. Database non-relational jenis ini biasa sebagai kebalikan dari relational database. Ia yang tersimpan dalam penyimpanan data jenis ini bukan lagi tabel yang saling berhubungan satu sama lain, tapi juga terdapat berbagai tipe data lainnya.

Biasanya, website atau aplikasi besar yang membutuhkan pemakaian fleksibel dan database yang handal banyak menggunakan jenis database seperti ini, contohnya Google dan Facebook.

Keunggulan NoSQL terletak pada fleksibilitasnya, penyimpanan data ini memiliki skalabilitas yang baik dan bisa selalu mengikuti perkembangan kebutuhan data Anda. Contoh jenis ini adalah Amazon DynamoDB, Redis, MongoDB, Amazon DocumentDB, Apache CouchDB, Neo4J, Datastax Enterprise, BigTable, Scylla.

7. Cloud Database

Cloud Database adalah sebuah sistem db yang memungkinkan pengguna melakukan penyimpanan data secara virtual. Sehingga, untuk mengelola data tersebut pengguna tidak lagi harus melakukannya langsung melalui server fisik.

Karena menjalankan cloud database tidak memerlukan server fisik, maka data yang tersimpan di dalamnya mudah kita kembangkan dan kita upgrade sesuai dengan kebutuhan. Jenis yang satu ini berjalan dengan teknologi cloud computing. Contoh cloud database adalah Amazon Web Service (AWS) dan Google Cloud Platform.

Baca Juga : Mengenal Database-as-a-service (DBaaS), Definisi dan Cara Kerjanya

Penutup

Sudah memahami Pengertian Database? Penyimpanan data (Database) dapat Anda gunakan untuk menyimpan dan mengelola data secara online dan offline. Di antara semua jenis database yang telah kita bahas, relational database merupakan jenis penyimpanan data yang penggunanya paling banyak. Jika ingin membuat website, database ini juga yang Anda gunakan, terutama dalam platform CMS seperti WordPress.

Untuk membangun sebuah website, database juga sangat kita perlukan. Namun, selain database, hosting juga tidak kalah pentingnya! Karena itu, Anda bisa mengandalkan berbagai layanan hosting dan VPS dari IDCloudHost.

Semua jenis database memiliki kelebihan, kekurangan, serta fungsinya masing-masing. Untuk memilih database yang tepat, pastikan pilihan tersebut sesuai dengan kebutuhan Anda, ya. Sudah siapkah Anda mengelola data menggunakan database?