Kenali UX Writer: Tugas dan Skill Yang Dibutuhkan

Kenali UX Writer: Tugas dan Skill Yang Dibutuhkan

Perkembangan industri teknologi mendorong munculnya berbagai profesi baru yang berkaitan dengan dunia digital. Mungkin sebelumnya Anda sudah mengetahui content writer dan copywriter, tapi apakah Anda sudah pernah mendengar profesi UX writer? 

Sama seperti UI/UX designer, profesi UX writer menjadi sangat populer belakangan ini. Biasanya, seorang UX writer bekerja di perusahaan teknologi atau start-up untuk menjadi bagian dari pengembangan produk digital. 

Anda yang gemar menulis mungkin tertarik dengan profesi yang satu ini. Apa sebenarnya UX writer itu? Apa saja tugas dan kemampuan yang harus dimilikinya? Temukan jawabannya dalam artikel ini.  

Baca Juga: 10 Skill yang Wajib Dikuasai Untuk Menjadi UX Designer

Apa Itu UX Writer?

UX writer sebenarnya adalah profesi baru yang muncul seiring dengan berkembang pesatnya perusahaan teknologi dan startup di seluruh dunia. Profesi ini adalah bagian dari proses UX design. Mungkin sekilas UX writer terdengar mirip dengan profesi menulis yang lain, seperti content writer dan copywriter, tapi ketiganya ternyata sangat berbeda. 

Seorang UX writer berfokus pada penulisan untuk aplikasi, website, dan produk digital lainnya. Tulisan mereka tidak bertujuan untuk pemasaran, tapi untuk memandu pengguna agar lebih memahami penggunaan aplikasi tersebut. UX writer harus mengedepankan pengalaman pengguna dan memastikan mereka nyaman menggunakan suatu produk. 

Dalam bekerja, UX writer menulis UX copy atau microcopy. Karena fungsinya untuk membantu pengguna berinteraksi dengan produk, seorang UX writer harus dapat menulis dengan bahasa yang mudah dipahami. Hasil UX writing dapat Anda temukan di semua bagian dari aplikasi, mulai dari menu, button, rror message, panduan pengguna dan lain-lain. 

Tugas UX Writer

ux writer

Setelah memahami pengertiannya, Anda tentunya penasaran dengan tugas-tugas UX writer. Berikut adalah beberapa tugas UX writer dalam kesehariannya bekerja. 

  1. Melakukan Riset

Riset adalah bagian terpenting dalam proses pengembangan produk. Tanpa riset yang mumpuni, produk yang dihasilkan tak akan relevan dengan pelanggan dan sulit digunakan. Produk yang seperti itu tentunya membuat pengguna cenderung beralih ke aplikasi lain yang lebih baik. 

Bagi seorang UX writer, riset merupakan tahapan pertama yang harus dijalankan sebelum mulai menulis. Mereka harus memahami alur pengerjaan, mencari tahu apa yang diinginkan user, serta mengerti tujuan bisnis yang ingin dicapai. 

Karena itulah, seorang UX writer harus dapat berempati agar copy yang disampaikannya bisa benar-benar membantu user dan menjadi solusi dari permasalahan mereka. Jika UX writer tak bisa berempati, bagaimana ia dapat mengerti keinginan customer dan membuat copy yang relevan? 

  1. Menulis

Sesuai namanya, tugas utama UX writer adalah menulis copy untuk aplikasi atau website. Profesi yang satu ini tak mungkin dilepaskan dari kegiatan menulis, senjata utama seorang UX writer adalah kata-kata. 

Dalam UX writing, ada konsep yang dikenal dengan 5C, yakni: Clear, concise, constructive, conversational, consistent. UX writer harus memastikan tulisannya sesuai 5C agar nyaman dibaca oleh pengguna. 

  1. Berkolaborasi dengan Tim

Seorang UX writer tidak bekerja sendirian, ia harus berkolaborasi dengan UI/UX designer dan keseluruhan tim produk. Tak jarang UX writer harus berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan tim lain untuk keperluan riset atau mempresentasikan idenya. 

Karena itulah, seorang UX writer dituntut memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Sehingga, ide-ide yang dimilikinya bisa dipahami oleh semua orang, bahkan yang tidak memiliki pengetahuan secara konsep dan teknis tentang produk tersebut. 

Baca Juga: 5 Jurusan Kuliah untuk Berkarir Sebagai UI/UX Designer

Skill yang Harus Dimiliki UX Writer

skill ux writer

Setelah memahami beberapa tugas UX writer, Anda harus mengetahui skill apa saja yang harus dimiliki untuk bisa terjun ke bidang yang satu ini. Simak penjelasan lengkapnya, ya. 

  1. Empati

Seorang penulis harus bisa menghasilkan copy yang relevan target pengguna. Karena itu, kemampuan empati menjadi sangat penting. Jika UX writer tidak bisa menempatkan diri sebagai pengguna, akan sulit bagi mereka memahami keinginan user. 

Dengan memahami user, akan lebih mudah bagi Anda merangkai kata-kata yang sesuai dengan mereka. Mulai dari isi pesannya, cara berbahasanya, dan lain-lain. Hal ini tentunya akan mendorong Anda semakin kreatif dalam menulis. 

  1. Design Thinking

Apakah Anda familiar dengan istilah design thinking sebelumnya? Design thinking adalah metode berpikir yang fokus pada solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh user dan bagaimana cara memecahkannya.Karena copy yang ditulis oleh UX writer termasuk dalam desain produk, mereka harus bisa mampu berpikir seperti seorang desainer. 

  1. Komunikasi 

Karena tugas-tugasnya mengharuskan UX writer bekerjasama dengan orang lain, kemampuan komunikasi yang baik menjadi sangat penting. UX writer harus bisa menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan dengan teman-teman satu timnya, agar pekerjaan lebih mudah dan kemungkinan untuk sukses lebih besar. 

Selain itu, UX writer terkadang harus mempresentasikan study case dan ide-idenya kepada anggota tim lain ataupun stakeholder. Karena itu, ia harus memiliki kemampuan presentasi yang baik. Namun, jangan khawatir karena kemampuan ini dapat Anda pelajari seiring waktu. 

  1. Microcopy

Perbedaan UX writer dan copywriter adalah tujuan dalam menulisnya. Copywriter bertujuan untuk memasarkan produk, karena itu mereka banyak menggunakan jargon, CTA, dan lain-lain. Namun, UX writer haruslah fokus pada kejelasan UX copy yang mereka tulis. 

UX writer juga harus mempertimbangkan brand voice dalam menulis, tapi tetap harus menghasilkan tulisan yang ringkas, jelas, dan sederhana. 

Seorang UX writer harus mampu membuat tulisan yang manusiawi dan terkesan personal bagi pengguna. Hal ini berguna agar user tidak merasa benar-benar berkomunikasi dengan mesin ketika menggunakan aplikasi, tapi mereka seolah berinteraksi dengan teman. 

  1. Menguasai Tools

Selain software pengolah kata, UX writer juga harus memahami penggunaan software prototype seperti Miro, Sketch, dan Figma untuk bekerjasama dengan UI/UX designer. Memang Anda tidak harus menguasai tools tersebut hingga menjadi expert seperti seorang desainer. 

Namun, memahami cara kerja dan penggunaan dasarnya akan memudahkan Anda melihat perspektif seorang desainer dalam menempatkan copy yang Anda buat. Dengan begitu, Anda jadi bisa menyelaraskan elemen teks dan v

Selain software prototyping, UX writer juga biasa menggunakan Trello, Slack, Google Suite, dan lain-lain untuk berkolaborasi dengan tim lain. Penggunaan aplikasi yang mendukung kegiatan menulis seperti Readable dan KBBI Daring juga diperlukan. 

Baca Juga: Apa itu User Experience (UX) : Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Penutup

Demikianlah penjelasan tentang profesi UX writer. Anda yang ingin terjun ke profesi ini memiliki peluang yang besar dan menjanjikan. Alasannya, UX writer merupakan bidang yang cukup baru dan sedang banyak dibutuhkan oleh perusahaan teknologi. Namun, bidang ini belum sepopuler content writing dan copywriting. 

Untuk terjun ke bidang UX writing, Anda tentunya butuh portofolio yang meyakinkan untuk menarik klien atau perusahaan mempekerjakan Anda. Anda dapat menggunakan layanan WordPress Hosting dari IDCloudHost untuk membuat website portofolio yang menarik dengan mudah! Dengan harga mulai dari Rp 5.000,-/bulan, Anda sudah bisa membuat website dengan performa cepat sesuai kebutuhan. 

 

solusi sempurna untuk bisnis anda
Subscribe here to get update