Dalam dunia pengembangan perangkat lunak dan sistem informasi, komunikasi yang efektif antara pengembang, desainer, dan pemangku kepentingan jadi kunci keberhasilan. Salah satu alat yang sangat ampuh untuk menjembatani kesenjangan komunikasi ini adalah “use case”. Mari kita ulas mengenai apa itu use case.
Mulai dari definisi fundamentalnya, komponen-komponen utama yang membentuknya, hingga contoh-contoh praktis dalam berbagai sistem informasi. Pasalnya, pemahaman yang komprehensif tentang akan membantu Anda merancang sistem yang lebih user-centric dan memenuhi kebutuhan pengguna secara akurat.
Daftar Isi
Apa Itu Use Case?
Sederhananya, use case dapat didefinisikan sebagai deskripsi serangkaian interaksi antara aktor (pengguna atau sistem eksternal) dan sistem. Interaksi tersebut kemudian menghasilkan nilai yang dapat diamati oleh aktor. Ini adalah teknik untuk menangkap persyaratan fungsional dari suatu sistem dari sudut pandang pengguna.
Lebih lanjut, menggambarkan fungsionalitas sistem tanpa merinci bagaimana fungsionalitas tersebut akan diimplementasikan secara teknis. Fokus utamanya adalah “apa” yang dilakukan sistem, bukan “bagaimana” sistem melakukannya. Sehingga mewakili tujuan spesifik yang ingin dicapai oleh aktor ketika berinteraksi dengan sistem.
Misalnya, dalam sistem e-commerce, use case bisa berupa “Melakukan Pembelian Produk” atau “Mencari Produk”. Masing-masing ini memiliki aktor yang terlibat (misalnya, pelanggan), dan serangkaian langkah yang menggambarkan interaksi antara pelanggan dan sistem untuk mencapai tujuan tersebut. Dan seringkali direpresentasikan dalam bentuk diagram dan deskripsi naratif. Diagram memberikan gambaran umum tentang hubungan antar use case dan aktor, sementara deskripsi naratif memberikan detail langkah demi langkah dari setiap interaksi.
Baca juga: Use Case Diagram: Pengertian dan Cara Membuatnya
Mengapa Use Case Penting?
Dalam proyek pengembangan sistem, seringkali terjadi miskomunikasi antara tim teknis dan pengguna akhir. Pengguna mungkin tidak dapat menjelaskan kebutuhan mereka secara teknis, dan pengembang mungkin kesulitan memahami perspektif bisnis. Oleh karenanya, hadir sebagai jembatan, menerjemahkan kebutuhan fungsional dari sudut pandang pengguna.
Pikirkan saja sebuah proyek pengembangan aplikasi perbankan online. Jika pengembang hanya berfokus pada database dan kode, mereka mungkin melewatkan bagaimana pengguna ingin melakukan transfer dana atau melihat riwayat transaksi. Memungkinkan kita untuk mendefinisikan interaksi ini secara jelas, memastikan setiap skenario penting teridentifikasi dan diimplementasikan. Tanpanya, risiko pengembangan sistem yang tidak relevan atau tidak lengkap akan meningkat drastis.
Komponen Utama dalam Use Case

Untuk memahami lebih jauh penting untuk mengenal komponen-komponen penyusunnya. Baik yang direpresentasikan dalam diagram maupun narasi, dibangun dari beberapa elemen kunci:
1. Aktor (Actor)
Aktor adalah entitas (manusia atau sistem eksternal) yang berinteraksi dengan sistem untuk mencapai suatu tujuan. Aktor memulai atau berpartisipasi. Mereka bukan bagian dari sistem itu sendiri, melainkan berada di luar batas sistem. Contoh: Pelanggan, Karyawan, Administrator, Sistem Pembayaran Eksternal. Seorang aktor dapat menjadi aktor primer (yang memulai untuk mencapai tujuannya) atau aktor sekunder (yang mendukung, misalnya, sistem lain yang berinteraksi).
2. Sistem (System)
Sistem adalah entitas yang sedang dikembangkan atau dianalisis. Ini adalah kotak hitam yang melakukan tindakan sebagai respons terhadap interaksi aktor. Sistem sering kali digambarkan sebagai kotak yang melingkupinya.
3. Use Case (Fungsionalitas)
Ini adalah inti yang menggambarkan fungsionalitas spesifik yang disediakan oleh sistem kepada aktor. Dan harus memiliki nama yang jelas, menggambarkan tindakan dan tujuan.
Contoh: Login ke Sistem, Mengelola Stok Barang, Mendaftar Akun Baru.
4. Batas Sistem (System Boundary)
Batas sistem menunjukkan lingkup fungsionalitas yang tercakup dalam sistem. Ini memisahkan apa yang ada di dalam sistem dari apa yang ada di luarnya. Aktor selalu berada di luar batas sistem.
5. Hubungan (Relationships)
Ada beberapa jenis hubungan yang dapat terbentuk antara use case dan aktor, atau antar itu sendiri:
Asosiasi (Association)
Menghubungkan aktor dengan use case, menunjukkan bahwa aktor berinteraksi. Ini adalah hubungan yang paling dasar.
Include (Inklusi)
Menunjukkan bahwa satu ini secara otomatis menyertakan fungsionalitas dari yang disertakan. Ini digunakan untuk memisahkan fungsionalitas umum yang dapat digunakan kembali. Contoh: “Melakukan Pembelian” mungkin meng-include “Verifikasi Pembayaran” karena setiap pembelian memerlukan verifikasi.
Extend (Ekstensi)
Menunjukkan bahwa satu use case dapat diperluas dalam kondisi tertentu. Use case ekstensi adalah opsional.
Contoh
“Melakukan Pembelian” dapat di-extend oleh “Menggunakan Kupon Diskon” jika pengguna memilih untuk menggunakannya.
Generalisasi/Spesialisasi (Generalization/Specialization)
Mirip dengan pewarisan dalam pemrograman berorientasi objek. Satu use case adalah versi yang lebih spesifik dari yang lain (use case induk).
Contoh: “Mencetak Laporan Penjualan Harian” dan “Mencetak Laporan Penjualan Bulanan” bisa menjadi spesialisasi dari use case “Mencetak Laporan Penjualan”.
6. Skenario (Scenario)
Skenario adalah instance spesifik dari use case, yaitu jalur eksekusi tunggal melalui use case. Dan dapat memiliki beberapa skenario, termasuk jalur utama (main flow/happy path) dan jalur alternatif (alternative flows/exceptional flows). Contoh: Untuk “Login ke Sistem”, skenario utama adalah “Pengguna memasukkan username dan password yang benar, sistem memvalidasi, dan pengguna berhasil login”. Skenario alternatif bisa “Pengguna memasukkan password salah, sistem menampilkan pesan error”.
Perbedaan Use Case dengan Use Case Diagram
Use case adalah deskripsi fungsional dari suatu sistem yang menjelaskan bagaimana pengguna (aktor) berinteraksi dengan sistem tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya disajikan dalam bentuk naratif atau tabel, memuat rincian langkah-langkah proses, kondisi awal, kondisi akhir, serta kemungkinan alternatif yang dapat terjadi. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana suatu fitur sistem bekerja dari sudut pandang pengguna.
Sementara itu, Use case diagram adalah representasi visual dari beberapa use case dalam suatu sistem. Diagram ini menggunakan notasi UML (Unified Modeling Language) dan menunjukkan hubungan antara aktor dan fungsionalitas sistem melalui simbol-simbol seperti lingkaran dan stick figure (untuk aktor). Bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang siapa saja yang berinteraksi dengan sistem dan fitur apa saja yang tersedia, dalam format yang mudah dipahami secara cepat.
Dengan kata lain, perbedaan utama antara keduanya terletak pada bentuk penyajian dan tujuan penggunaannya. Use case fokus pada penjabaran rinci dalam bentuk teks, sedangkan use case diagram berfungsi sebagai alat komunikasi visual yang menampilkan relasi antar elemen sistem secara ringkas. Keduanya saling melengkapi dalam proses analisis dan perancangan sistem berbasis kebutuhan pengguna.
Baca juga: Use Case Diagram: Pengertian dan Cara Membuatnya
Manfaat Menggunakan Use Case
Use case memiliki berbagai manfaat penting dalam pengembangan sistem. Dalam konteks pengembangan perangkat lunak, memiliki peran strategis sebagai alat bantu dalam menganalisis, merancang, dan memvalidasi kebutuhan fungsional sistem. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya dalam membantu proses verifikasi dan validasi kebutuhan, sehingga pengembang dapat memastikan bahwa sistem yang dirancang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir.
Melalui skenario langkah demi langkah, memberikan gambaran rinci mengenai bagaimana suatu fitur bekerja, termasuk alur utama maupun alternatif yang mungkin terjadi. Hal ini sangat membantu dalam menghindari miskomunikasi antara tim teknis dan pemangku kepentingan non-teknis.
Selain itu, juga bermanfaat untuk mengidentifikasi aktor yang berinteraksi dengan sistem dan menentukan fungsionalitas apa saja yang dibutuhkan. Dengan menjabarkan secara eksplisit tindakan yang dapat dilakukan oleh pengguna dan bagaimana sistem merespons, memberikan kejelasan struktural terhadap antarmuka dan perilaku sistem. Ini menjadi fondasi penting dalam proses desain dan pengujian, serta mendukung dokumentasi yang rapi dan mudah dipahami oleh seluruh tim proyek.
Baca juga: Mengenal Data Flow Diagram (DFD), Pengertian dan Contohnya
Penutup
Tak kalah penting, use case juga mempermudah komunikasi antara ahli domain (domain expert) dan pengguna, sehingga semua pihak memiliki pemahaman yang sama terhadap sistem yang sedang dikembangkan. Memahaminya adalah langkah fundamental bagi siapa pun yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi. Sebagai alat yang berpusat pada pengguna, memungkinkan kita untuk mendefinisikan fungsionalitas sistem dengan jelas, memfasilitasi komunikasi, dan memastikan bahwa produk akhir memenuhi kebutuhan yang sebenarnya.
Untuk mendukung pengembangan sistem yang terstruktur dan terukur, layanan Cloud VPS dari IDCloudHost sangat ideal digunakan. Dengan performa tinggi, fleksibilitas konfigurasi, dan skalabilitas sesuai kebutuhan proyek, memberikan lingkungan yang stabil dan aman bagi pengembang dalam mengimplementasikan berbagai skenario sistem.