Troubleshooting adalah salah satu istilah yang cukup sering terdengar dalam dunia teknologi. Meskipun begitu beberapa orang mungkin masih belum benar-benar memahami apa arti dari istilah tersebut. Karena itu, berikut akan kita bahas tentangnya mengenai pengertian, fungsi, cara kerja, dan apa saja jenisnya. Bagi yang ingin memahaminya lebih lanjut maka simak pembahasannya berikut hingga tuntas.
Daftar Isi
Apa Itu Troubleshooting?
Troubleshooting merupakan proses yang dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. Biasanya, permasalahan yang ditangani bersifat kompleks, seperti gangguan pada perangkat keras komputer, jaringan, atau sistem perangkat lunak. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengembalikan sistem agar dapat berfungsi secara normal kembali.
Dalam praktiknya, seorang teknisi komputer biasanya menggunakan metode isolasi masalah. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan gejala atau kendala yang muncul. Contohnya termasuk penurunan performa komponen tertentu atau munculnya perilaku sistem yang tidak biasa.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, teknisi kemudian akan menyisihkan atau menyingkirkan komponen-komponen yang dicurigai menjadi penyebab gangguan. Tujuannya adalah untuk melihat apakah masalah tersebut masih muncul setelah komponen tertentu diisolasi. Langkah ini juga membantu dalam menemukan ketidaksesuaian antar komponen.
Secara garis besar, troubleshooting adalah proses mengidentifikasi penyebab utama suatu masalah melalui pendekatan isolasi. Dengan pendekatan ini, teknisi dapat menelusuri dan menemukan akar permasalahan secara lebih akurat, lalu memberikan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Baca juga: Mengenal Reboot Solusi Cepat untuk Berbagai Masalah Sistem
Fungsi Troubleshooting
Troubleshooting memiliki beragam fungsi yang sangat penting dan berguna bagi manusia seperti berikut ini:
Memperbaiki Masalah
Fungsi yang paling utama tentu saja untuk memperbaiki masalah yang terjadi pada sistem, perangkat, atau komponen lain yang rusak. Sehingga nantinya sistem, perangkat, jaringan, maupun komponen lainnya dapat kembali berfungsi dengan lancar sebagaimana mestinya.
Mencari Sumber Penyebab Masalah
Karena dapat menyelesaikan masalah yang terjadi, tentunya proses ini juga dapat membantu teknisi dalam mencari sumber penyebab masalah. Karena itu pula, nantinya teknisi juga dapat menyelesaikan sumber masalah tersebut dengan baik, tepat, dan lebih efisien.
Mengurangi Masa Downtime
Proses ini juga bisa berfungsi mengurangi masa downtime yang pastinya dapat memberikan kerugian tersendiri. Downtime sendiri adalah masa saat komputer atau perangkat lunak tidak bisa bekerja dengan baik dan lancar karena masalah teknis sehingga menghalangi penggunaan bekerja.
Perawatan Perangkat Teknologi dan Jaringan
Menerapkan troubleshooting bukan hanya bisa membantu menyelesaikan masalah namun juga memberi perawatan pada sistem. Sebab dengannya teknisi bisa menyedari masalah yang terjadi maupun akan terjadi dan bisa memperbaikinya segera sebelum menimbulkan masalah lebih lanjut.
Memberikan Pemahaman Tentang Sistem
Lewat proses ini maka teknisi juga bisa mendapatkan pemahaman yang jauh lebih baik mengenai sistem atau perangkat. Sehingga ketika terjadi masalah lagi, teknisi sudah paham betul tentang apa yang terjadi kemudian bisa segera mengatasi masalah tersebut secepatnya.
Menghemat Biaya dan Waktu
Fungsi lainnya yaitu dapat menghemat biaya dan waktu karena bisa mengetahui sumber masalah serta menyelesaikannya dalam waktu lebih cepat. Hal ini tentu sangat menguntungkan daripada hanya menerka-nerka masalah yang terjadi dan tidak segera memperbaikinya.
Mencegah Kerusakan atau Masalah
Dengan proses ini, teknisi juga bisa mengetahui apa penyebab terjadinya masalah pada sistem dan juga perangkat. Sehingga teknisi bisa menyarankan langkah-langkah perawatan atau pencegahan guna menghindari kerusakan dan masalah tersebut terulang kembali.
Baca juga: 7 Manfaat Broadband sebagai Teknologi Internet Cepat dan Stabil
Jenis-Jenis Troubleshooting
Troubleshooting sendiri terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan titik permasalahannya serta berdasarkan penyebab masalahnya. Berikut pembahasan singkatnya:
Berdasarkan Titik Permasalahan
Berikut ini adalah beberapa jenisnya menurut titik permasalahannya pada perangkat:
Troubleshooting Perangkat Keras
Jenis ini berkaitan dengan masalah yang terjadi pada perangkat keras seperti komputer, router, ram, harddisk, dan berbagai perangkat lainnya. Masalahnya seperti perangkat tidak berfungsi dengan lancar, perangkat tidak terdeteksi, kerusakan fisik, dan lainnya.
Troubleshooting Perangkat Lunak
Jenis ini terkait dengan perangkat lunak seperti berbagai jenis aplikasi yang terinstal pada komputer. Masalahnya bisa seperti terjadi bug, kinerja melambat, crash, tidak bisa dibuka, tidak bisa digunakan, dan masih banyak lagi.
Troubleshooting Jaringan
Jenis jaringan fokus pada masalah yang terjadi pada jaringan komputer. Contohnya yaitu koneksi internet lambat, internet tidak dapat digunakan, perangkat tidak bisa terhubung ke jaringan, router bermasalah, dan lainnya.
Troubleshooting Sistem Operasi
Pada jenis ini juga fokus pada masalah yang muncul dalam sistem operasi seperti Linux, Mac OS, atau Windows. Contoh masalahnya seperti sistem tidak bisa booting, blue screen, restart tidak sempurna, dan lain sebagainya.
Troubleshooting Keamanan
Pada jenis keamanan ini tentunya juga berkaitan dengan sistem keamanan perangkat. Misalnya untuk memperbaiki masalah serangan virus, malware, maupun ancaman keamanan lainnya yang bisa memberikan banyak dampak negatif.
Troubleshooting Peripheral
Jenis terakhir ini berkaitan dengan perangkat yang digunakan di sekitar komputer utama seperti mouse, printer, keyboard eksternal, dan lainnya. Masalahnya seperti perangkat tersebut tidak berfungsi, tidak bisa terhubung ke komputer, dan lainnya.
Berdasarkan Penyebab Masalahnya
Berdasarkan penyebab masalahnya jenisnya terbagi menjadi:
Kebiasaan Buruk Pengguna
Jenis ini untuk mengatasi masalah karena kebiasaan buruk pengguna seperti membuka banyak aplikasi dalam waktu bersamaan.
Desain atau Penggunaan Kurang Baik
Jenis ini untuk mengatasi penggunaan kurang baik seperti pemasangan port asal-asalan sehingga perangkat menjadi tidak terdeteksi.
Kesalahan yang Tidak Disengaja
Pada jenis ini untuk menyelesaikan masalah karena kesalahan tidak disengaja yang mempengaruhi sistem seperti menekan banyak tombol bersamaan.
Kualitas Sistem Kurang Baik
Jenis terakhir ini untuk mengatasi masalah akibat sistem perangkat yang memang kurang baik sehingga bukan kesalahan pengguna.
Cara Kerja Troubleshooting
Setelah memahami pengertian dan fungsinya, lantas bagaimanakah cara kerja dari proses ini ? Berikut kita bahas secara singkat:
Mengumpulkan Informasi Masalah
Langkah pertama dalam cara kerjanya yaitu mengumpulkan informasi tentang masalah yang terjadi. Misalnya yaitu dengan mengamati gejala atau masalah yang terjadi pada sistem maupun perangkat seperti lemot, tidak mau memunculkan tulisan, dan sebagainya.
Menjabarkan Masalahnya
Setelah informasi gejala masalah terkumpulkan maka teknisi dapat menganalisa masalah apa yang menyebabkan gejala atau dampak tersebut. Teknisi dalam menjabarkan masalah yang mungkin terjadi seperti adanya masalah komponen atau kondisi tertentu pada komputer maupun jaringan.
Menentukan Penyebab Masalah
Setelah menemukan masalahnya proses troubleshooting selanjutnya yaitu menentukan apa penyebab dari timbulnya masalah tersebut. Caranya pun sangat beragam seperti dengan menguji satu per satu komponen untuk memastikan apa yang menjadi penyebab masalah sebenarnya.
Membuat dan Menerapkan Solusi
Setelah menentukan apa penyebab masalahnya, maka lanjut ke proses berikutnya yaitu membuat solusi yang rasanya paling sesuai dengan penyebab masalahnya. Kemudian teknisi akan menerapkan solusi tersebut pada komponen yang memang bermasalah atau rusak.
Memastikan Hasilnya
Setelah menerapkan solusinya maka langkah berikutnya yaitu menganalisis hasilnya untuk memastikan apakah solusi tersebut memang bekerja dengan baik dalam mengatasi masalah atau tidak serta memastikannya tidak menyebabkan masalah baru atau memperburuk masalah.
Mendokumentasi Proses Pemecahan Masalah
Saat solusi berhasil dan masalah terselesaikan maka langkah terakhir adalah mendokumentasikan proses perbaikan tersebut dari awal hingga akhir. Tujuannya agar ketika terjadi masalah yang sama di masa depan maka bisa mengatasinya dengan mudah serta lebih cepat.
Baca juga: Memahami Istilah Closed Source dalam Dunia Teknologi
Penutup
Troubleshooting yang menjadi solusi untuk mengatasi masalah dalam berbagai perangkat teknologi memang menjadi hal yang penting. Dalam melakukannya pun ada langkah-langkah khusus mulai dari mengidentifikasi masalah hingga mencari dan menerapkan solusinya. Proses ini juga terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan titik permasalahannya serta penyebab masalahnya. Proses ini pun penting dan harus dikuasai demi mendapat keuntungan tersendiri.
Untuk memastikan sistem Anda tetap berjalan stabil, gunakan layanan Cloud VPS dari IDCloudHost yang dilengkapi akses penuh, monitoring real-time, dan dukungan teknis profesional untuk mendukung kebutuhan troubleshooting Anda setiap saat.