Multi Level Marketing (MLM) : Sejarah, Pengertian, Konsep, Keunggulan, dan Tips & Triknya

Multi Level Marketing (MLM) : Sejarah, Pengertian, Konsep, Keunggulan, dan Tips & Triknya

Dalam dunia yang semakin modern, sebuah usaha atau bisnis memang akan terus berkembang dan bertumbuh. Salah satu bentuk usaha untuk mencari penghasilan di era modern yang muncul itu adalah bisnis MLM (Multi Level Marketing). MLM sendiri saat ini sudah banyak berkembang luas. Hal ini dibuktikan dengan banyak jenis MLM yang bisa dipilih seseorang.

Sudah banyak orang yang telah masuk pada dunia bisnis ini. hal tersebut memang sangat wajar, sebab bisnis ini memanglah sangat menghasilkan. Terlebih lagi perkembangan bisnis multi level marketing di Indonesia juga terus meningkat. Sehingga tak ayal banyak orang yang bergabung dengan bisnis MLM. Namun terdapat kekurangan dari bisnis ini adalah citra MLM yang buruk lebih sering diciptakan oleh para pelaku MLM yang tidak bertanggung jawab karena menggunakan narasi berbohong di berbagai media.

Hal itu dapat dihindari dengan memilih MLM yang terpercaya selama bertahun-tahun, Anda bisa mendapatkan MLM yang tepat dan bisa mendapatkan keuntungan dari sana. Tidak semua MLM ini buruk, tergantung dari mana asal mula bisnisnya. Anda juga harus selektif jika ingin bergabung dengan bisnis MLM ini. Sebaiknya simak penjelasan dibawah ini mengenai MLM agar Anda lebih paham dan terbuka pikirannya.

 

Sejarah MLM

Multi level marketing berasal dari bahasa Inggris. Kata Multi berarti banyak, Level berarti tingkat atau jenjang, serta Marketing adalah pemasaran. Oleh karena itu, istilah “MLM” dapat diartikan sebagai metode pemasaran berjenjang. Oleh karena itu, struktur member dalam bisnis menggunakan struktur piramida, yang berarti orang yang berada di atas Anda mempunyai tingkatan yang lebih tinggi.

Bisnis MLM juga sering dinamakan Network Marketing. Ini karena semakin banyak anggota bisnis MLM dan juga membuat jaringan kerja, di mana jaringan kerja tersebut adalah sistem pemasaran bisnis MLM. Jaringan kerja tersebut terdiri dari member yang bergerak di bidang pemasaran. Oleh karena itu, member bisnis ini akan memasarkan kepada anggota potensial lainnya atau member baru.Terkadang, bisnis MLM juga bisa disebut direct selling. Ini karena strategi atau implementasi penjualan produk bisnis MLM memang menggunakan cara langsung untuk menawarkan produk kepada konsumen. Tidak ada perantara, seperti toko atau outlet. Karena itu, sistem pemasaran dan penjualan yang digunakan adalah direct selling, produk MLM tidak dijual di outlet maupun toko.

Mengacu pada sejarahnya, direct selling muncul pada tahun 1886 ketika perusahaan parfum California yang didirikan di New York. Pendiri perusahaan adalah Dave McConall. McConnell kemudian mempekerjakan istrinya. Albee menjadi wanita parfum California pertama, dan pekerjaannya adalah melakukan penjualan langsung di rumah konsumen. Pengembangan selanjutnya adalah pada tahun 1934, ketika sebuah perusahaan bernama Nutrilite didirikan di California, perusahaan tersebut menggunakan sistem penjualan baru yang mendistribusikan dan melatih setiap individu dengan sukses dan membantu anggota baru dalam menjual produk secara mandiri. Distributor memberikan komisi tambahan.

Dengan cara ini, distributor tentu saja akan terus merekrut anggota baru, dan tentu saja akan menerima lebih banyak komisi. Metode pemasaran seperti itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya MLM. Oleh karena itu, sejarah MLM dimulai dengan metode direct selling. Tentu saja, dalam perkembangan selanjutnya, bisnis MLM akan terus mengalami perubahan. Perkembangan multi level marketing di Indonesia sendiri, dimulai pada 1980-an. Tepatnya pada tahun 1986 yang ditandai dengan berdirinya PT. Nusantara Sun Chlorella. Atau yang saat ini lebih dikenal dengan istilah perusahaan MLM CNI (PT. Centra Nusa Insan Cemerlang). Kemudian diikuti oleh berbagai perusahaan yang mengusung konsep serupa.

 

Baca Juga:    Daftar Bisnis Tanpa Modal yang Menguntungkan di tahun 2020

 

Pengertian MLM

 

Bagi anda yang baru mengenal MLM, maka harus tahu lebih jauh tentang pengertian bisnis tersebut. MLM ini merupakan sebuah sistem dimana seorang sales bisa mendapatkan untung atau kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan. Akan tetapi, mereka juga bisa mendapatkan hasil jualan dari sales yang ia rekrut (downline). Itulah uniknya sistem pemasaran ini. Sales yang direkrut di bawah mereka disebut dengan downline. Semakin banyak yang direkrut untuk jadi member, maka akan semakin banyak penghasilan yang didapatkan. Jadi, bukan hanya sekedar jualan produk, namun juga tugas sales merekrut orang agar mau jualan produk yang sama.

Sedangkan Anda sebagai perekrut downline disebut dengan upline. Dan orang yang mengajak Anda untuk bergabung di bisnis MLM tersebut juga dapat dikatakan upline. Umumnya para Upline memiliki gelar lainnya. Mulai dari Silver, Gold, dan Platinum. Ketiga gelar tersebut akan diperoleh sesuai dengan pemasukan yang mereka terima setiap bulan. Disinilah bedanya bisnis MLM dengan bisnis lainnya. Anda diwajibkan untuk mencari orang yang ingin bergabung seperti Anda. Ketika orang-orang dibawah Anda atau disebut downline mendapatkan penjualan, Anda juga akan mendapatkan bonus penjualan secara langsung.

 

Cara Kerja MLM

Bisnis MLM lebih fokus untuk membangun jenjang dan rantai. Tidak seperti bisnis lain yang lebih fokus pada penjualan produk atau jasa. Untuk bergabung menjadi anggota dari bisnis MLM, Anda diwajibkan untuk memiliki kemampuan persuasif untuk mengajak orang dan juga kemampuan untuk berjualan produk kepada orang lain. Jumlah bonus yang Anda dapatkan akan disesuaikan dengan berapa banyak piramida Anda ke bawah serta berapa banyak jumlah produk atau jasa yang Anda jual. Namun tidak hanya banyak, jika Anda memiliki downline cukup banyak. Tetapi mereka tidak ada yang jualan, maka Anda pun tidak bisa mendapatkan bonus dari para downline.

Ketika Anda menjalankan bisnis MLM, setelah merekrut orang lain. Bukan berarti Anda langsung mendapatkan bonus begitu saja. Meskipun ada beberapa bisnis MLM yang memberikan bonus cuma-cuma kepada anggota yang mampu merekrut orang. Tetapi Anda akan memperoleh pendapatan lebih besar ketika bisa mendapatkan orang-orang rajin dan sesuai dengan kriteria yang Anda inginkan. Ketika orang-orang dibawah Anda berhasil jualan, mereka mendapatkan bonus. Anda juga mendapatkan bonus. Tugas Anda sebagai upline pada bisnis MLM, mengharuskan Anda juga bisa mendidik downline. Karena Anda tidak hanya diminta untuk sekedar merekrut. Namun, Anda harus mengajarkan downline Anda untuk bisa berjualan produk MLM hingga merekrut orang lain lagi.

 

Baca Juga:    Strategi Pemasaran Produk/Layanan untuk Bisnis + Contohnya

 

Keunggulan MLM

 

Pastinya terdapat banyak keunggulan dari bisnis MLM ini sendiri. Hal tersebut dikarenakan sudah banyak orang yang mengikuti bisnis MLM. Walaupun dipandang kurang baik oleh masyarakat, namun bisnis MLM masih diminati oleh banyak orang. Berikut adalah keunggulan dari MLM antara lain :

  • Registrasi cukup mudah
  • Produk yang dijual unik
  • Tidak ada batas usia
  • Memiliki motivasi tinggi untuk berhasil

Itulah mengapa banyak orang yang tertarik untuk menjadi anggota dari bisnis MLM. Meskipun itu tidak salah. Ada kelebihan, ada juga kekurangan. Bisnis MLM juga memiliki kekurangan yang harus Anda ketahui sebelum bergabung.

 

Caranya Untuk Memilih Bisnis MLM yang Baik

Ini adalah bagian yang sangat penting. Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika bisnis MLM mempunyai penilaian yang buruk dari masyarakat. Kenyataanya banyak orang yang mengikuti bisnis MLM pada akhirnya mendulang kesuksesan. Hal itu disebabkan karena pemilihan yang tepat untuk mengikuti bisnis MLM. Jangan langsung tertarik dengan kata-kata sales yang menawarkan. Disini terdapat cara untuk memilih bisnis MLM yang baik :

  • Pilih Perusahaan MLM yang terdaftar di APLI

    APLI sendiri adalah akronim dari Asosiasi Penjual Langsung Indonesia yang merupakan sebuah asosiasi yang mewadahi berbagai perusahaan MLM. Latar belakang berdirinya APLI adalah karena aturan hukum di Indonesia dianggap belum baku dalam mengatur penjualan langsung. Dari hal inilah akhirnya mendorong beberapa perusahaan MLM menciptakan aturan bersama dan kode etik yang disepakati bersama dalam APLI. Untuk bisa bergabung dengan APLI ini perusahaan MLM harus harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk bisa mendapat sertifikasi. Selain itu, perusahaan MLM yang menjadi anggota APLI ini hanyalah dibatasi pada perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi persyaratan sebagai perusahaan penjual langsung. Dari APLI inilah Anda akan mampu mengenali mana perusahaan yang MLM yang baik dan yang bukan.

  • Memiliki Badan Hukum yang Jelas

    Selain terdaftar dalam APLI, sebuah perusahaan MLM yang baik bisa dilihat dari badan hukum yang dimilikinya. Sebagai perusahaan yang menjalankan gerak bisnis, perusahaan MLM memang juga dituntut untuk memiliki badan hukum yang jelas. Dalam hal ini sangat disarankan untuk perusahaan MLM membuat badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang memiliki SIUP dan NPWP. Dengan adanya bahan hukum ini maka mereka bisa mempertanggungjawabkan bisnis MLM tersebut kepada para membernya dan juga kepada konsumen lain yang menggunakan produk mereka.

  • Perusahaan MLM yang Memiliki Produk Beragam

    Dengan adanya produk yang banyak dan beragam untuk ditawarkan ke orang lain, maka Anda akan memiliki kesempatan yang besar untuk bisa menjaring downline. Selain itu, dengan adanya produk yang beragam Anda bisa memilih barang yang sesuai dengan ketersediaan budget. Satu hal lagi yang Anda perlu ingat dan cemarti yaitu pastikan bahwa perusahaan MLM telah memiliki jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya. Hal ini diperlukan agar bisa ditukar apabila suatu waktu barang tidak sesuai dengan kualitas yang sebenarnya. Jadi agar bisa berbisnis MLM yang tepat dan menguntungkan, pilihlah perusahaan yang tidak hanya menawarkan barang dan jasa yang seragam, tapi juga mempunyai jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya.

  • Upline Mau Membantu Downline untuk Berkembang

    Salah satu perwujudan dari sistem sukses perusahaan MLM adalah adanya kondisi atau budaya di mana upline mampu membatu downline untuk terus berkembang. Lihatlah bagaimana mereka memperlakukan para downline dalam menggerakkan bisnisnya. Jika para upline di MLM tersebut tidak aktif atau hanya mengandalkan downline untuk menjual produk atau mengembangkan jaringan mereka, maka sebaiknya Anda tidak memilih perusahaan MLM tersebut. Mengapa demikian? Selain karena hanya menyusahkan Anda sebagai pendaftar yang baru (downline), bisnis MLM yang demikian ternyata juga dianggap banyak pihak sebagai sesuatu yang kurang sehat. Umumnya pada bisnis MLM yang baik, para upline akan aktif memberikan support berupa bantuan, pembinaan, dan membagikan ilmu marketing kepada downline mereka. Bahkan tak jarang para upline ini akan turun tangan di lapangan untuk bisa memberikan cara atau metode mendapatkan member baru dan menjadikan downline-nya naik level.

Kesimpulan dan Penutup

Cara memilih bisnis MLM yang baik sebenarnya terdapat banyak cara. Kuncinya adalah Anda harus benar-benar teliti dalam menyelidiki perusahaan yang menciptakan bisnis MLM tersebut. Sebaiknya carilah informasi mengenai perusahaan tersebut dari internet atau orang yang sudah berpengalaman menjalani bisnis MLM tersebut. Banyak perusahaan yang memang bertanggung jawab serta memiliki kredibilitas yang tinggi.

Salah satu tanda atau ciri sebuah perusahaan MLM yang baik dan bonafit juga bisa dilihat dari skala yang ada pada perusahaan tersebut. Jika perusahaan tersebut masih belum berskala atau belum diterima secara nasional sistem bisnisnya, maka Anda perlu hati-hati. Untuk bisa berhasil dalam bisnis MLM ini, Anda seharusnya memilih perusahaan yang memiliki skala nasional yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat. Biasanya, mereka juga akan mengutarakan visi-misinya bagi kesejahteraan perusahaan dan jaringan distributornya.

solusi sempurna untuk bisnis anda
Subscribe here to get update