Apa Itu DRaaS? Kelebihan dan Kekurangannya

Apa Itu DRaaS? Kelebihan dan Kekurangannya

Pada akhir tahun 2021 kemarin, gedung Cyber 1 di Jakarta yang menjadi pusat data berbagai perusahaan besar mengalami musibah kebakaran. Kejadian ini menyebabkan banyak layanan terhenti dan bermasalah, sehingga banyak bisnis dan perusahaan yang terganggu. Bencana adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi siapapun, karenanya penting bagi Anda memahami penanggulangan bencana yang terjadi lewat Disaster Recovery as a Service.

Lalu apa itu Disaster Recovery as a Service? Disaster Recovery as a Service atau disingkat sebagai DRaaS adalah pemulihan bencana atau disaster recovery yang disediakan oleh pihak ketiga. DRaaS sendiri mencakup berbagai hal, beberapa diantaranya adalah hosting server, replikasi, failber dan masih banyak lagi. Ketika klein dan pengguna menggunakan DRaaS diharapkan penanggulangan bersifat cepat dan tidak banyak mempengaruhi kontinuitas bisnis.

Peran DRaaS saat bencana terjadi adalah menyiapkan arsitektur global yang tidak terdampak bencana, dan umumnya disediakan oleh remote vendor. Infrastruktur yang tersebar di berbagai wilayah dapat mendukung Anda melakukan pemulihan bencana dengan efektif dan cepat, terutama ketika fasilitas fisik dan sumber daya yang Anda miliki mati total. Mari simak penjelasan mengenai jasa layanan yang bisa diandalkan untuk emergency dan musibah di bawah ini.

 

Mengapa DRaaS Penting untuk Bisnis Anda

 

Jutaan bisnis yang ada pada saat ini pasti akan mengalami kemungkinan bencana yang tidak diduga. Salah satu contoh sederhananya adalah kejadian mati lampu, mungkin terdengar seperti masalah yang sepele namun jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan sistem, sehingga menurunkan kepuasan pelanggan.

Beberapa contoh lainnya yang bisa menjadi resiko dan kemungkinan yang tak terhindarkan seperti kerusakan hardware, file yang rusak, human error, serta bencana alam seperti gempa, banjir, petir dan sebagainya. Jika bencana tersebut berdampak pada data center, interupsi yang panjang, website yang down hingga kehilangan data kostumer bisa saja terjadi.

Dilansir oleh vertivco(dot)com, biaya downtime yang tidak diduga mencapai lebih dari 8 ribu dollar per menitnya yang mana ini tentunya bukan biaya yang murah. Bahkan FEMA (Federal Emergency Management Agency) juga melaporkan bahwa 43% organisasi yang terdampak bencana alam tidak beroperasi lagi, dan 23% tidak beroperasi kembali setelah 2 tahun terjadinya bencana.

Berangkat dari permasalahan ini, maka fokus utama DRaaS adalah waktu pemulihan yang cepat, dimana data disimpan di tempat terdekat bencana terjadi. Pemulihan biasanya membutuhkan waktu hingga 4 jam dan mengirim data ke lokasi yang berbeda. Misalnya, data center Anda yang berada di Jakarta mengalami kebakaran, maka server yang ada di tempat lain akan digunakan untuk menyimpan data Anda.

 

Baca Juga  :     Kebakaran di Gedung Cyber 1 dan Perlunya Memahami Force Majeure

 

Tipe dan Model DRaaS

Menggunakan layanan DRaaS menjadi salah satu hal yang bisa Anda pertimbangkan saat hendak membangun atau mengembangkan bisnis. Bencana bisa datang kapan saja, dan pada saat yang tidak diduga sehingga kerugian juga menjadi sangat besar jika Anda tidak menyiapkan rencana mitigasi, dan menurunkan kepuasan klien/pembeli. Dibawah ini beberapa tipe dan model Disaster Recovery as a Service (DRaaS) yang harus Anda ketahui sebelum mencari layanan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

  • Managed DRaaS

    Jika Anda memilih Managed DRaaS, maka tanggung jawab untuk melindungi infrastruktur termasuk cloud, sistem in-premis serta operasi pemulihan beralih dari kostumer ke penyedia jasa. Hasil yang Anda dapatkan ditentukan dari persetujuan bersama yang didokumentasi (SLA). Walaupun pemulihan menjadi tanggung jawab penyedia jasa, Anda masih memiliki kewajiban untuk selalu berkomunikasi tentang infrastruktur, aplikasi dan lainnya ke penyedia agar proses pemulihan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

  • Assisted DRaaS

    Assisted DRaaS memiliki keuntungan yang kurang lebih sama dengan tipe sebelumnya, namun Anda hanya memilih aspek atau jasa tertentu yang disediakan provider. Misalnya, ada aplikasi dengan kostumisasi rumit dan sulit untuk diserahkan kepada pihak ketiga, sehingga Anda perlu mengatasi beberapa masalah sendiri. Pada model ini, penyedia jasa menawarkan keahlian dalam optimasi prosedur pemulihan bencana, namun kostumer bertanngung jawab untuk mengimplementasinya. Jika Anda tidak memerlukan bantuan pihak ketiga untuk semua aspek ketika terjadi bencana, maka Assisted DRaaS menjadi solusi yang tepat.

  • Self Service DRaaS

    Tipe ini menjadi tipe yang paling sedikit memakan biaya, dimana kostumer bertanggung jawab atas perencanaan, testing, manajemen pemulihan, serta melakukan hosting untuk infrastruktur di virtual machine. Perlu dipertimbangankan bahwa rencana yang matang, dan berbagai pengetasan diperlukan untuk memastikan agar data/infrastruktur dapat dialihkan ke server lain. Pilihan ini cocok jika Anda memiliki staf yang terbiasa melakukan pemulihan bencana, dan menginginkan biaya rendah.

 

Baca Juga  :     Data Center OVH Cloud di Strasbourg Terbakar, Akses Website Banyak Down dan Bagaimana Mengantisipasinya

 

Manfaat dan Kelebihan Menggunakan DRaaS

Mengenal Apa Itu Disaster Recovery as a Service (DRaaS), Kelebihan dan Kekurangannya
 

 

Umumnya vendor dan penyedia jasa layanan Disaster Recovery as a Service (DRaaS) menawarkan beberapa opsi dan pilihan yang sesuai kebutuhan penggunanya. Salah satu yang populer adalah lingkungan cloud yang dibayar secara on demand dimana ekspektasi dan kebutuhan untuk DRaaS akan tercatat dalam SLA (Service-Level Agreement ).

Adapun SLA merupakan persetujuan antara provider dan kostumer yang didokumentasi, dan berisi jasa atau ekspektasi yang diinginkan dimana persetujuan ini bervariasi antara vendor dan customer. Berikut ini beberapa manfaat dan kelebihan yang bisa didapatkan pengguna yang menggunakan jasa layanan vendor DRaaS :

  • Memerlukan biaya yang lebih murah

    Program pemulihan yang terjadi setelah bencana berlangsung memakan biaya besar, karena dibutuhkan maintenance dan IT Support secara berkala. DRaaS bukan hanya investasi, namun dalam jangka panjang biaya yang akan Anda keluarkan jauh lebih sedikit.

  • Pengguna hanya akan membayar berdasarkan jasa yang mereka gunakan

    Jika Anda menggunakan DRaaS berbasis cloud, maka Anda hanya akan membayar jasa yang digunakan. Ini berbeda dengan sistem pemulihan in-house dan apabila kebutuhan Anda semakin banyak dan komplek, Anda bisa melakukan upgrade jasa dan servis secara efektif dan cepat.

  • Fleksibilitas yang menguntungkan

    DRaaS lebih fleksibel jika dibandingkan dengan solusi pemulihan bencana yang lebih tradisional. Penyedia jasa akan menawarkan berbagai opsi, dan Anda bisa memilihnya berdasarkan kebutuhan dan prioritas. Karenanya, dengan menggunakan DRaaS solusi bisa dikostumisasi.

  • Menyediakan berbagai macam akses

    Anda bisa mendapatkan akses virtual ke banyak aset, sehingga tidak perlu membeli hardware atau software baru. Hal ini sangat menguntungkan karena tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk lisensi, sehingga dana bisa dialokasikan ke kebutuhan lain yang juga penting. Penyedia jasa juga menawarkan backup server jika dibutuhkan yang apabila Anda menginginkan tempat untuk menyimpan backup data, Anda bisa menggunakan backup server tersebut.

 

Baca Juga  :      Mengenal Database-as-a-service (DBaaS), Definisi dan Cara Kerjanya

 

Kekurangan Menggunakan DRaaS

Meski jasa layanan yang dapat membantu bisnis dan perusahaan agar tetap aman dari kemungkinan musibah dan bencana, ternyata layanan Disaster Recovery as a Service (DRaaS) juga memiliki kekurangan tersendiri seperti :

  • Keamanan yang kurang

    Ketika Anda memilih untuk menggunakan DRaaS, Anda perlu memberikan data penting kepada pihak ketiga, yaitu penyedia jasa. Jika data Anda jatuh kepada tangan yang salah, strategi ini akan sangat beresiko terutama kostumer yang mempercayakan data mereka. Pastikan memilih penyedia jasa yang tidak membahayakan data organisasi/perusahaan Anda.

  • Pengguna bergantung pada penyedia layanan

    Ada beberapa perusahaan atau organisasi yang merasa lebih yakin jika melakukan pemulihan bencana tanpa pihak ketiga. Namun, dengan berbagai operasi yang rumit dan kompleks, hal ini akan menjadi pekerjaan berat. Penyedia jasa dapat membantu mengurangi kerumitan yang berhubungan dengan keamanan data, tetapi perlu diingat bahwa Anda tidak bisa mengontrol implementasi dari rencana pemulihan.

  • Performa yang tidak stabil

    Solusi DRaaS biasanya berbasi cloud, yang berarti untuk melakukan operasi keamanan data diperlukan akses internet. Anda harus memastikan koneksi internet yang baik, jika tidak maka beberapa proses seperti backup data akan bermasalah.

 

Baca Juga  :     Jenis Layanan Data Center Indonesia

 

Kesimpulan dan Penutup

DRaaS atau Disaster Recovery as a Service adalah proses pemulihan yang dilakukan ketika bencana terjadi dengan bantuan pihak ketiga. Pihak ketiga akan menawarkan berbagai jasa dan servis yang bisa Anda pilih agar proses pemilihan berjalan dengan cepat dan efektif terutama ketika sumber daya dan fasilitas yang ada mati total.

Mengingat kompleksnya bisnis, perusahaan dan data saat ini maka DRaaS adalah salah satu hal yang perlu Anda pertimbangkan untuk bisnis, karena bencana dapat terjadi kapan saja tanpa bisa diprediksi, dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pemulihan setelah bencana terjadi akan sangat besar jika dibanding dengan pemulihan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

solusi sempurna untuk bisnis anda
Subscribe here to get update