Object Storage : Pengertian dan Cara Kerjanya

Object Storage : Pengertian dan Cara Kerjanya

Sebagai tempat penyimpanan semua data dan file yang ada, storage seperti flash drive dan hardisk merupakan salah satu hal penting dalam suatu sistem komputer. Berkat perkembangan teknologi, komputerisasi kini semakin canggih hingga sampai pada tahap cloud computing. Salah satu hal baru dalam cloud computing adalah object storage. Lalu, apa sebenarnya object storage itu? Bagaimana proses cara kerjanya serta contoh penggunaannya? Pada artikel kali ini, kita akan mengulik dengan lengkap mengenai penyimpanan objek, simak ya!

Awali dengan Cloud Computing

Jika berbicara mengenai sejarah penyimpanan objek, maka harus lebih dulu membahas mengenai sejarah cloud computing. Mulai dari munculnya Internet pada tahun 1960-an hingga virtualisasi komputer pada 1970-an. Komputer virtual menjadi terkenal sejak rilisnya pada tahun 1990-an. Hal inilah yang mengarah pada perkembangan cloud computing hingga ke infrastrukturnya yang sekarang.

Istilah cloud pada awalnya merujuk pada ruang kosong antara end user dan provider. Cloud semakin populer seiring dengan meningkatnya pemahaman perusahaan akan layanan dan kegunaannya. Contohnya seperti salesforce yang menjadi populer dalam menggunakan cloud computing dengan sukses.

Pada tahun 2002, Amazon, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat, mulai memperkenalkan layanan ritel yang berbasis pada web. Kemudian menyusul pada tahun 2006, Amazon meluncurkan Amazon Web Services (AWS) yang menawarkan layanan online ke situs web atau klien lain seperti cloud, storage, computing dan AI.

Tak lama kemudian, organisasi-organisasi besar lainnya mengikuti jejak Amazon seperti Google, IBM, Microsoft, OpenStack, Apple (iCloud) dan dsb. Lalu di tahun 2014, cloud computing semakin berkembang bersamaan dengan meningkatnya kekhawatiran pada keamanannya.

Baca Juga: Mengenal Object Storage vs Cloud Storage

Pengertian Object Storage

Sedangkan penyimpanan objek yang juga dikenal sebagai penyimpanan berbasis objek, adalah teknologi yang mengelola data sebagai objek. Dalam object storage, semua data yang ada masuk ke dalam repositori besar. Data-data yang disimpan tersebut kemudian didistribusikan pada perangkat penyimpanan fisik.

Untuk memahami konsep penyimpanan berbasis objek, maka lebih mudah bila kita bandingkan dengan storage jenis lain seperti file storage atau block storage. Penyimpanan file mengelola data sebagai hirarki file, sedangkan block storage mengelola data sebagai blok dalam sektor dan trek.

Secara sederhana, objek dalam penyimpanan objek adalah unit data diskrit yang disimpan dalam lingkungan data yang datar secara struktural, tidak ada hirarki atau sektor. Setiap objek adalah repositori sederhana dan mandiri yang mencakup data, metadata (informasi deskriptif yang terkait dengan objek) dan nomor ID pengenal yang unik (GUID).

Jika dilihat dari sejarahnya, maka penyimpanan objek dimulai dari tahun 1995. Saat Garth Gibson melakukan penelitian tentang Network-Attached Secure Disk yang mengusung konsep pemisahan operasi yang kurang umum. Beranjak dari konsep tersebut, Seagate kemudian mengenalkan beberapa perintah pertama terkait penyimpanan objek. Seagate juga memperkenalkan bagaimana sistem operasi secara efektif menghapus konsumsi penyimpanan pada tahun 1999.

Karena berbeda bila dibandingkan dengan penyimpanan lain, maka dalam penyimpanan objek, terdapat 3 komponen utama yang membentuk object storage. Ketiga komponen tersebut adalah:

  • Data Storage Layer 

Lapisan penyimpanan data adalah tempat penyimpanan objek data yang sebenarnya. Data yang tersimpan di object storage umumnya berupa rich media seperti data sensor, file audio, log, konten video dan foto, halaman web, dan email. Dalam sistem penyimpanan objek, data biasanya didistribusikan ke beberapa node penyimpanan. Hal ini guna memastikan bahwa sistem tetap berkinerja tinggi, berdaya tahan tinggi, dan minim redundansi.

  • Metadata Index 

Indeks metadata adalah komponen penting dalam penyimpanan objek. Hal ini karena bagian ini menyimpan catatan kode pengenal unik setiap objek. Bagian ini pula yang menyimpan sekumpulan metadata berisi informasi terkait jenis data, fungsi data dan keamanan. Informasi lain dalam bagian ini seperti penulis, tanggal dibuat, tanggal dimodifikasi dan ukuran file.

  • API Layer 

Lapisan API bertanggung jawab untuk menyediakan akses ke sistem object storage yang memungkinkan pengguna dan aplikasi untuk menyimpan, mengambil, dan mengelola objek data.

Sebagian besar sistem penyimpanan objek mendukung berbagai API standar. API berperan membantu developer untuk mengintegrasikan penyimpanan objek ke dalam aplikasi dengan mudah tanpa bergantung pada teknologi penyimpanan apapun yang mendasarinya.

Baca Juga: Mengenal Teknologi Cloud Storage Lebih Dekat

Bagaimana Cara Object Storage Bekerja?

object storage

Design atau struktur yang menonjol serta menjadi ciri khas object storage adalah bagaimana data diekstrak menjadi beberapa lapisan penyimpanan yang lebih rendah dari administrator dan aplikasi. Dengan demikian, data diekspos dan dikelola sebagai objek, bukan sebagai blok atau file. Objek tersebut berisi properti deskriptif tambahan yang dapat digunakan untuk pengindeksan atau manajemen file/data yang lebih baik.

Dengan begitu dalam penyimpanan berbasis objek ini, administrator tidak perlu melakukan fungsi penyimpanan tingkat rendah seperti membangun dan mengelola volume logis untuk memanfaatkan kapasitas disk. Administrator juga tidak perlu mengatur tingkat RAID untuk menangani disk failure.

Selain itu, masing-masing objek dapat disimpan dan diidentifikasi bukan hanya menggunakan sekadar nama dan path file. Pengguna dapat menambahkan kode pengenal unik (GUID) di dalam bucket atau di seluruh sistem. Hal ini dilakukan untuk mendukung namespaces yang jauh lebih besar dan menghilangkan name collisions. Selanjutnya tahap mengakses atau membuka file. Dalam penyimpanan objek, objek diakses melalui Representational State Transfer Application Programming Interface (REST API) berbasis HTTP.

API dan Analoginya

Secara sederhana, proses akses objek dimulai dari saat API meminta metadata objek. Hal ini dilakukan untuk menemukan objek (data) yang diinginkan melalui internet tanpa batas waktu atau perangkat. REST API nantinya menggunakan commands HTTP seperti “PUT” atau “POST” untuk mengunggah objek, “GET” untuk mengambil objek dan “DELETE” untuk menghapusnya.

Agar bisa dipanggil oleh API, sebelumnya Anda harus lebih dulu menyimpan sejumlah file statis pada penyimpanan objek. Sebagai tambahan, terdapat juga REST API terbaru yang memungkinkan aplikasi untuk mengelola penyimpanan objek seperti dengan kontainer, akun, multi-tenancy, keamanan, penagihan dan banyak lagi. Supaya Anda bisa lebih paham lagi tentang bagaimana cara penyimpanan objek bekerja, maka berikut analoginya. Anggap saja buku adalah suatu data yang ingin Anda simpan.

Dalam database relasional, yang tersimpan adalah informasi mengenai buku tersebut seperti penulis, tanggal publikasi, penerbit, subjek, hak cipta dan lainnya. Seluruh informasi mengenai buku tersebut kemudian diatur ke dalam folder di bawah hierarki direktori dan subdirektori.

Mungkin tidak akan sulit bila yang disimpan hanya satu buku. Tetapi, jika buku yang disimpan sampai jutaan, pasti rak akan penuh dan Anda akan kesulitan mencarinya. Bila buku-buku tersebut disimpan dalam object storage, maka informasi (dalam hal ini metadata dan ID) disimpan sebagai “paket” dalam struktur datar dan mudah ditemukan dan diambil menggunakan REST API.

Aplikasi Penggunaan Penyimpanan Berbasis Objek

Secara singkat, penyimpanan berbasis objek adalah solusi ideal untuk menyimpan, mengarsipkan, mencadangkan, dan mengelola data statis atau data yang tidak terstruktur dalam jumlah besar. Untuk lebih detailnya lagi, berikut adalah contoh aplikasi penggunaan object storage:

1. Pencadangan dan Pengarsipan

Pertama, object based storage dapat digunakan untuk menyimpan data cadangan dan arsip, berkat daya tahan, skalabilitas dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Selain itu, object based storage memiliki kemampuan untuk menyimpan metadata khusus pada setiap objek. Hal ini memungkinkan organisasi atau perusahaan untuk mengelola kebijakan retensi dengan mudah.

2. Analisis Data Besar dan AI

Kedua, object based storage dapat digunakan untuk menyimpan dan memproses volume besar data tak terstruktur dalam platform analisis big data. Hal ini karena object based storage memiliki skalabilitas horizontal dan kemampuan pemrograman penyimpanan objek. Skema metadata khusus dalam object based storage juga dapat digunakan untuk memperkaya data dan memungkinkan kemampuan analisis yang lebih canggih. Dalam hal ini, object based storage memiliki kemampuan untuk membangun repositori data terpusat.

Object based storage juga dapat mengumpulkan dan menyimpan data jenis apa saja dari mana saja dalam jumlah tak terbatas. Bonusnya, analisa data besar yang bisa dilakukan object based storage dapat memberikan Anda atau perusahaan bisnis informasi berharga tentang pelanggan, operasi, dan pasar yang Anda layani.

3. Penyimpanan dan Pengiriman Media

Ketiga, object based storage dapat digunakan untuk menyimpan dan mengirim file media, seperti gambar, video, dan audio. Hal ini karena skalabilitas dan kinerja object based storage membuatnya cocok untuk menangani file media dalam jumlah besar. Selain itu, object based storage juga mendukung berbagai format data dan metode akses yang memungkinkan integrasi tanpa hambatan dengan jaringan pengiriman konten dan solusi pengiriman media lainnya.

4. Internet of Things (IoT)

Terakhir, object based storage dapat digunakan untuk menangani penyimpanan dan pengelolaan data berkat skalabilitas, fleksibilitas dan dukungannya untuk format data yang tidak terstruktur. Hal ini karena semakin bertambahnya jumlah perangkat IoT yang terhubung begitu juga dengan jumlah data yang mereka hasilkan.

Contoh mudah dari aplikasi object storage di sekitar kita adalah penyimpanan gambar dan media lain di Facebook, Instagram, TikTok dan aplikasi atau web media sosial lainnya. Penyimpanan lagu di Spotify atau video di Youtube juga salah satu contoh penerapan object storage loh.

Apa Keuntungan Menggunakan Penyimpanan Objek?

Teknologi object based storage memiliki keunggulan khusus dibantu dengan sistem cloud modern dan infrastruktur TI di lokasi. Ada beberapa manfaat dari menggunakan arsitektur object based storage, meliputi:

Skalabilitas

Keuntungan pertama adalah dari sisi skalabilitasnya. Object storage menyimpan data yang tidak terstruktur dalam satu atau beberapa bagian. Karena itu, perusahaan atau pengguna dapat menskalakan ukuran penyimpanan mereka hingga exabyte atau lebih.

Fleksibilitas

Object storage sangat fleksibel bagi Anda yang memiliki perusahaan. Dengan object based storage, Anda bisa menggunakan perangkat dan platform penyimpanan objek yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk manajemen biaya dan optimalisasi sumber daya yang lebih baik.

Programmability

Panggilan API dan HTTP dapat mengambil data dari penyimpanan objek menggunakan informasi metadata, data IoT, cadangan aplikasi, aplikasi perusahaan, dan sistem penyimpanan perusahaan.

Daya Tahan

Data dalam sistem penyimpanan objek dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama dengan aman. Object based storage juga membuang data yang kurang relevan untuk menyediakan ruang bagi data penting yang baru.

Kenyamanan Biaya

Object based storage memiliki biaya yang cukup murah dibandingkan storage lain. Anda dapat mengoptimalkan biaya penyimpanan data dan mengurangi total biaya kepemilikan dengan memilih provider penyimpanan objek yang tepat.

Konsumsi yang Terukur

Object based storage memungkinkan perusahaan melacak penggunaan oleh pengguna internal dan eksternal untuk berbagai tujuan. Tujuan tersebut seperti penagihan, behavior tracking, dan analisis.

Mudah Digunakan

Dengan menggunakan penyimpanan objek, Anda bisa mengelompokan dan operasi. Setelahnya Anda bisa melakukan penyetelan otomatis sehingga penggunaan dan pemeliharaan penyimpanan objek menjadi mudah.

Aksesibilitas

Penyimpanan objek dapat diimplementasi di lokasi (fisik) dan cloud. Jadi, aksesibilitas dari pengaturan seperti ini cocok untuk semua pengguna Anda, termasuk teknisi jarak jauh.

Kemampuan Pencarian

Menggunakan penyimpanan objek dapat secara efisien meningkatkan kemampuan pencarian penyimpanan. Anda bisa melakukannya dengan menyesuaikan metadata dan menambahkan lebih banyak tag.

Kelemahan Object Storage

Berdasarkan contoh aplikasi dan manfaat menggunakan object storage di atas, mungkin sekarang Anda mungkin bertanya-tanya, “apakah ada kekurangannya?” Berikut beberapa kelemahan dari object based storage, yaitu:

Objek Bersifat Statis

Kelemahan pertama adalah data yang disimpan sebagai objek adalah data statis. Dengan kata lain, Anda tidak dapat mengedit data bahkan setelah menambahkannya ke solusi penyimpanan objek. Hal ini berkaitan dengan keunikan arsitektur penyimpanan objek yang juga memiliki kelemahan. Singkatnya, Anda dapat melakukan apa pun terhadap metadata tetapi tidak dengan objeknya.

Selain itu, penulisan objek dapat berjalan lambat pada hardware yang lama atau sistem penyimpanan lama. Object based storage juga bisa saja tidak kompatibel dengan database lama.

Performa yang Lebih Lambat

Kedua, performa atau kinerja dari object based storage bisa lebih lambat dibandingkan dengan penyimpanan lain. Hal ini terutama dapat dilihat dari proses pengambilan data. Dalam hal ini, penyimpanan objek berbeda dengan block based storage yang dirancang untuk memuat data yang diminta dengan lebih cepat, meskipun sering kali biayanya lebih mahal.

Pada konfigurasi standar, sistem penyimpanan objek juga tidak dapat menyaingi kinerja penyimpanan lainnya karena membutuhkan lebih banyak waktu pemrosesan. Berbeda bila dibandingkan pada penyimpanan blok dan file yang sering kali menghasilkan peningkatan latensi.

Harga

Banyak penyimpanan objek yang tersedia di layanan cloud. Tawarannya juga memiliki harga masuk yang rendah dan membebankan biaya beberapa kali lipat dari jumlah yang kembali. Singkatnya, harga penyimpanan objek bisa bervariasi dan meninggi karena penyimpanan objek sangat mudah diadopsi. Alasan lainnya adalah karena penyimpanan objek memungkinkan pengguna memanfaatkan penyimpanan data tak terbatas.

Penutup

Nah itu dia tadi penjelasan panjang mengenai object based storage. Cukup mudah bukan?Singkatnya, object storage adalah metode atau sistem penyimpanan data dalam cloud computing yang mengubah data menjadi objek yang disimpan dalam satu repositori besar bernama data pool tanpa hierarki seperti file storage atau block storage. Object storage adalah penyimpanan yang tepat untuk Anda yang ingin menyimpan rich media seperti audio, log, konten video, foto dan lain sejenisnya.

Ada banyak provider yang menyediakan penyimpanan objek baik lokal ataupun internasional. Nah, Anda yang tertarik tak perlu pusing cari jauh-jauh. Kenapa? Karena ada Object Storage IDCloudHost. Mulai dari Rp500/GB/Bulan, Anda bisa mendapatkan object storage yang kompatibel dengan protokol S3 API. Bonusnya lagi, layanan object storage IDCloudHost didistribusikan di beberapa data center di Indonesia.

solusi sempurna untuk bisnis anda
Subscribe here to get update