Slogan seperti “cintailah produk-produk Indonesia” menjadi fokus pemerintah belakangan ini. Dibalik pro kontra mengenai regulasi baru terkait data center, positifnya adalah ini salah satu cara pemerintah untuk memajukan karya anak bangsa. Agar Indonesia tidka melulu ketergantungan terhadap produk maupun teknologi luar.
Sama halnya dengan pertanyaan “Mengapa para startup di Indonesia tidak menggunakan data center lokal?” Terkadang, karena data center lokal belum se maju data center luar. Tapi jika kita tidak mendukung mereka, bagaimana mereka bisa tumbuh dan belajar?
Kabar baiknya, pemerintah melakukan sesuatu terkait perubahan regulasi mengenai data center. Pemerintah sedang menyiapkan beberapa kota-kota besar di Indonesia untuk menjadi pusat data center utama, salah satunya Makassar.
Mengantisipasi hal tersebut, startup Indonesia yang masih menggunakan data center luar sedang mengembangkan fitur utama data center luar yang mereka butuhkan di dalam data center lokal. Untuk startup yang menargetkan pengguna dengan pendapatan yang lebih tinggi, pengguna memiliki fasilitas sinyal yang kuat dan bandwidth yang kencang. Mungkin mereka tidak membutuhkan data center di dekat pengguna.
Namun untuk startup dengan target pengguna kelas menengah ke bawah, seperti di daerah pedesaan, pengguna memerlukan data center terdekat. Diakibatkan pengguna memiliki bandwidth dan anggaran terbatas untuk paket data.
Bagi institusi keuangan, prioritas utama mereka adalah keamanan. Terkadang, solusi terbaik bukanlah solusi termurah. Mereka akan pindah menuju data center lokal yang handal dan bisa memberikan keamanan terbaik. Berbeda bagi para startup e-commerce, biaya mungkin menjadi perhatian yanglebih besar daripada keamanan.
Ditambah lagi saat ini pemerintah juga sedang giat untuk beberapa program startup yang ada di indonesia melalui program 1000 startup digital, Berkraf, dan program-program lainnya. Jadi Startup kamu apakah sudah mempunyai data center yang berada di Indonesia ?
